Bisnis, JAKARTA — Sektor properti dan konstruksi—seperti halnya sektor industri dan transportasi—dinilai juga memiliki peran yang sangat signifikan dalam upaya mencapai target nol emisi karbon (net zero emission/NZE). Pendingin ruangan dan pencahayaan disebut-sebut menjadi kontributor utama penurunan emisi tersebut.
Terlebih, sektor konstruksi merupakan penyumbang terbesar kedua di dunia dalam peningkatan emisi karbon dengan prosentase sebesar 25%. Jika tidak dikendalikan sekarang, sumbangan emisi karbon dari sektor konstruksi dikhawatirkan bisa mencapai angka 60% pada 2060.
Di sisi lain, mengacu pada dokumen Enhanced National Determined Contribution (ENDC), Indonesia menargetkan NZE dapat tercapai pada 2060. Selain itu, Indonesia juga berupaya untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional hingga 2030.
Sejalan dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah berkomitmen untuk menekan emisi karbon melalui penerapan konsep pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, mulai dari penggunaan material berkelanjutan hingga teknologi dan produk yang dapat berkontribusi terhadap penyelesaian masalah perubahan iklim.