2 Proyek Migas Strategis Siap Produksi, Berapa Besar Potensinya?

SKK Migas menyebut ada dua proyek strategis nasional yang bakal mulai produksi pada tahun ini. Kedua proyek tersebut diharapkan dapat mendorong capaian produksi dan lifting tahun ini.

5 Mei 2021 - 15.15
A-
A+
2 Proyek Migas Strategis Siap Produksi, Berapa Besar Potensinya?

Ilustrasi, blok migas/Bisnis Indonesia

Bisnis, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas atau SKK Migas harus gigit jari karena produksi siap jual alias lifting migas di bawah target pemerintah. Hal itu karena sejumlah proyek yang diharapkan memacu produksi justru tak berjalan sesuai ekspektasi.

Alhasil, lifting migas nasional hanya mencapai 1.665,25 MBOEPD. Angak tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 676,2 ribu BOPD, atau 95,9% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan tahun ini sebesar 705 ribu BOPD. Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 5.539 MMSCFD dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD atau tercapai 98,3%.

Adapun jumlah produksi migas per kuartal I/2021 mencapai 1.885 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Jumlah tersebut terdiri dari produksi minyak sebesar 679,5 BOPD dan produksi gas sebesar 6.748 MMSCFD.

Meski begitu, SKK Migas tak ingin pesimistis dulu. Lembaga tersebut masih punya harapan untuk mengejar capaian target lifting dan produksi migas hingga akhir tahun.

Apalagi terdapat 14 proyek migas yang ditargetkan mulai produksi alias onstream pada tahun ini. Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini saja, sudah terdapat empat proyek baru yang berhasil onstream. Sehingga SKK Migas mencatat tambahan produksi minyak sebesar 5.850 BOPD dan gas sebesar 69.5 MMSCFD.

Selain itu, terdapat dua proyek strategis nasional yang telah dinanti-nantikan untuk segera onstream. Kedua proyek tersebut ialah Proyek Jambaran Tiung Biru dan Tangguh Train III. Keduanya dijadwalkan memulai produksi pada kuartal IV/2021.

“Progres proyek menunjukkan hasil yang baik, sehingga kami berharap penambahan produksi dapat direalisasi tepat waktu,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulis, Senin (26/4/2021).

Karyawan Pertamina di salah satu proyek hulu migas./Istimewa-Pertamina

Secara detail, proyek Jambaran Tiung Biru dikelola oleh anak usaha PT Pertamina (Persero). Proyek tersebut diproyeksi menelan investasi hingga US$ 1,53 miliar.

Dengan dana sebesar itu, SKK Migas bersama Pertamina berharap proyek Jambaran Tiung Biru dapat mencapai puncak produksi sebesar 190 MMSCFD. Hingga Maret 2021, proyek tersebut telah mencapai progres sebesar 88,77%, masih lebih lambat dari target SKK Migas sebesar 98,22%.

Sedangkan proyek Tangguh Train-3 merupakan kelanjutan dari pengembangan lanjutan dari proyek Tangguh. Proyek tersebut terdiri dari pengembangan 6 lapangan gas yang terdiri dari wilayah kerja (WK) migas Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, papua Barat.

Perusahaan asal Inggris, BP, menjadi operator untuk proyek Tangguh. Adapun SKK Migas bersama pemerintah dan operator memproyeksi Tangguh Train-3 bisa mencapai puncak produksi gas hingga 700 MMSCFD dan kondensat sebesar 3.000 BCPD.

Total investasi yang digelontorkan untuk Tangguh Train-3 mencapai US$ 8,9 miliar. Proyek tersebut diharapkan mencapai progres untuk onshore (di darat) 96,21% dan offshore (di laut) 100% pada akhir Maret 2021.

Namun, hingga 26 Maret 2021, proyek onshore Tangguh Train-3 baru mencapai 89,58%. Sedangkan capaian proyek offshore sebesar 99,19%.

Langkah Terobosan SKK Migas Pacu Lifting Minyak dan Gas

SKK Migas mengatakan banyak tantangan yang harus dilewati untuk mencapai target produksi dan lifting migas. Salah satunya yaitu produksi lapangan migas besar yang tak sesuai rencana.

Selain itu, terdapat pergeseran jadwal pengeboran di beberapa wilayah kerja migas. Hal itu menyebabkan realisasi lifting minyak dan gas tak mencapai target APBN tahun ini.

Untuk mengisi kekurangan produksi, SKK Migas memperketat koordinasi untuk menyelesaikan masalah di lapangan. Salah satunya dengan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bersama para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Hal itu diperlukan untuk memastikan realisasi program-program kerja tahun ini tercapai dan mencari terobosan yang dapat menghasilkan tambahan produksi. “Dari FGD selama 3 hari yang dilaksanakan pada awal April itu, kami dapat mengidentifikasi potensi tambahan produksi minyak rerata tahunan sebesar 3.500 BOPD serta memverifikasi salur gas sebesar 205 MMSCFD,” kata Dwi.

Untuk merealisasikan tambahan produksi tersebut, Dwi berharap KKKS mendapat dukungan dari semua pihak, baik terkait perizinan, kebijakan, maupun implementasi di lapangan. “Kami berterima kasih kepada pemerintah karena telah menyetujui empat dari sembilan insentif yang dibutuhkan hulu migas. Semoga persetujuan ini juga menyusul pada insentif lainnya,” tambah Dwi.

Untuk mendukung capaian target produksi tahun 2021, SKK Migas dan KKKS telah berkomitmen untuk melakukan 616 pemboran sumur pengembangan, 615 workover dan 26.431 well service. Sepanjang kuartal I/2021 telah dilaksanakan 76 pemboran sumur pengembangan, 143 workover dan 5.478 well service.

Grafik yang menunjukkan jumlah cadangan pengganti (reserve replacement ratio) sepanjang 2021./SKK Migas

Selain itu, SKK Migas juga fokus untuk menambah cadangan migas. Maklum saja, cadangan migas Indonesia terus menipis karena laju produksi tidak sebanding dengan penemuan lapangan migas baru. Oleh karena itu, SKK Migas bersama Kementerian ESDM dan KKKS terus berupaya mencari cadangan migas baru.

SKK Migas bahkan menargetkan bisa menyetujui 39 rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) pada tahun ini. Hingga kuartal I/2021, lembaga tersebut telah menyetujui 5 POD dan menghasilkan tambahan cadangan migas sebesar 34,37 juta BOE.

Persetujuan POD lainnya sedang diproses, di mana sebanyak 13 lapangan membutuhkan insentif. Berdasarkan perhitungan SKK Migas, pemberian insentif akan memberikan peluang negara menambah potensi cadangan sebesar 1.576,6 juta BOE, yang diproyeksi menghasilkan tambahan produksi migas dan menambah penerimaan negara.

Di sisi lain, SKK Migas juga berupaya menambah cadangan dalam jangka menengah dan panjang dengan cara mendorong KKKS melakukan serangkaian kegiatan eksplorasi sepanjang tahun ini. Terdapat rencana eksplorasi berupa survei seismik 2D sepanjang 7,326 km dan 3D seluas 6,777 km2, serta pemboran 43 sumur eksplorasi.

Adapun realisasi kegiatan eksplorasi pada kuartal I/2021 pun baru mencapai survei seismik 2D sepanjang 1,565 km, survei seismik 3D seluas 265 km2, dan pemboran sebanyak 5 sumur. Salah satu sumur yang menunjukkan hasil bagus ialah penemuan sumur Hidayah-1 sedang dalam proses evaluasi lanjutan.

Pada tahun 2021 SKK Migas juga mengawal agar pelaksanaan komitmen pasti WK Jambi Merang terus berjalan. Setelah pada tahun lalu telah merealisasi survei seismik 2D di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur.

Pada tahun ini, SKK Migas berharap WK Jambi Merang telah memasuki proses survei dan processing data yang diperoleh dari kegiatan tahun lalu. Selain itu, proyek WK Jambi Merang diharapkan memasuki tahapan survei full tensor gravity gradiometri di area Bintuni dan Akimeugah di Papua pada April 2021.

SKK Migas juga berharap dilakukan survei seismik 2D vibroseis di Pulau Jawa sepanjang 1000 km yang didesain pertama kali khusus untuk eksplorasi potensi subvulcanic di Pulau Jawa. “Pada November 2021 nanti, hasil reprocessing seismik 2D Jambi Merang yang diselesaikan tahun lalu juga akan tersedia untuk investor”, ujar Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.