Bisnis, JAKARTA – Beberapa pasar perumahan paling mahal di Asia Pasifik mulai “mendingin” setelah pertumbuhan sangat tinggi tahun lalu.
Harga rumah yang dibangun pengembang swasta mulai turun di Sydney dan Hong Kong, sementara nilai di Singapura hampir tidak naik pada kuartal pertama tahun ini, karena pembeli yang waspada terhadap kenaikan suku bunga dan hambatan ekonomi memilih untuk menahan diri.
Tahun lalu biaya pinjaman rendah dan ketakutan akan kehilangan selama pandemi mendorong hiruk-pikuk properti global yang membentang dari Toronto di Kanada hingga Auckland di Selandia Baru.
Sebagaimana dilaporkan Bisnis.com yang mengutip Bloomberg, harga hunian di Sydney melonjak hampir 27% tahun lalu, sementara nilai di Singapura melonjak paling tinggi dalam lebih dari satu dekade, sedangkan Hong Kong tetap menjadi tempat paling sulit untuk dijangkau di dunia untuk membeli rumah karena harganya yang tinggi.