Bisnis, JAKARTA— Dominasi pangsa pasar industri asuransi umum di Indonesia masih belum tergeser. Tiga lini paling jumbo antara lain asuransi harta benda atau properti, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi kredit.
Laporan Indonesia Financial Group (IFG) Progress menyampaikan pangsa pasar indutri asuransi aumum di Indonesia masih didominasioleh tiga lini tersebut sepanjang 2022. Berdasarkan Economic Bulletin bertajuk Indonesia’s Insurance Product Snapshot yang dipublikasi pada 29 Desember 2023, market share dari masing-masing ketiga lini usaha tersebut terhadap total industri asuransi umum sebesar 29%, 21%, dan 17%.
“Sehingga ketiga lini usaha tersebut sudah mendominasi hampir 70% industri asuransi umum di Indonesia,” demikian yang dikutip dari laporan IFG Progress, Selasa (9/1/2024).
Sementara itu, untuk klaim industri asuransi umum di Indonesia, kontribusi klaim terbesar juga berasal dari tiga lini usaha, yaitu asuransi kredit, asuransi harta benda, dan asuransi kendaraan bermotor. Masing-masing kontribusi klaim dari ketiga lini usaha trsebut sebesar 28%, 27%, dan 13%.
Baca Juga: Bisnis Asuransi Umum Masih Ditopang dari 3 Lini Usaha Ini
Tren market share industri umum yang tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak 5 tahun terakhir atau sejak 2018-2022 mengindikasi terbatasnya inovasi dan pengembangan produksi asuransi umum di Indonesia.
Meskipun, lanjut laporan IFG Progress, hal ini mencerminkan fokus pada produk-produk yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi, tetapi juga menunjukkan potensi risiko yang terkonsentrasi.
Meskipun secara keseluruhan, industri umum masih menunjukkan pertumbuhan positif dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 6% (CAGR 2016-2022), meskipun sempat terkontraksi cukup signifikan pada 2020 di era pandemi Covid-19.
Baca Juga: Resep Pemacu Bisnis Asuransi Umum
Adapun pertumbuhan asuransu umum tersebut semakin mendekati asuransi jiwa. Data Otoritas Jasa Keuangan per November 2023 mencatat pendapatan premi asuransi mencapai Rp290,21 triliun. Pendapatan premi asuransi ini tumbuh 3,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp280,24 triliun. Dari jumlah pendapatan ini, premi asuransi jiwa mencapai Rp160,88 triliun. Jumlah ini turun -7,18% secara tahunan.
Sedangkan asuransi umum dan reasuransi menyumbang Rp129,33 triliun. Porsi ini naik 20,97% secara tahunan. Menariknya, jumlah premi ini menggeser porsi bisnis dalam industri asuransi. Dalam perhitungan Bisnis, pada November 2022, dengan total premi Rp280 triliun pada saat itu, asuransi umum baru menyumbang 38,14% atau setara Rp106,92 triliun. Sedangkan asuransi jiwa menyumbang Rp173,33 triliun atau sekitar 61,86%.
Sedangkan per November 2023, porsi asuransi umum dan reasuransi melesat menjadi 44,56%. Sedangkan sisanya digenggam oleh perusahaan asuransi jiwa setara 55,46%.