ADB Bantu RI dan Filipina Memensiunkan PLTU Batu Bara

Pernyataan itu diumumkan oleh Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) Masatsugu Asakawa pada KTT Iklim COP26 di Glasgow. 

Zufrizal

3 Nov 2021 - 17.45
A-
A+
ADB Bantu RI dan Filipina Memensiunkan PLTU Batu Bara

Pemandangan PLTU Paiton 1 dan 2 dari sisi perairan utara Probolinggo. Istimewa/PLN

Bisnis, JAKARTA    Bank Pembangunan Asia telah meluncurkan rencana yang bertujuan untuk membantu Indonesia dan Filipina memensiunkan 50% pembangkit listrik berbahan bakar batu bara mereka selama 10 hingga 15 tahun ke depan.

Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) Masatsugu Asakawa mengumumkan pada KTT Iklim COP26 di Glasgow, Inggris, bahwa rencana tersebut yang disebut “Mekanisme Transisi Energi”, terdiri atas dua dana multimiliar dolar. Satu akan digunakan untuk pensiun dini atau penggunaan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara, sedangkan satunya lagi akan fokus pada investasi energi bersih.

Bank multilateral, investor institusi swasta, dan lainnya akan menyediakan modal untuk mekanisme tersebut. 

Menurut siaran pers ADB seperti dikutip dari www.bangkokpost.com, Rabu (3/11/2021), pembiayaan awal untuk mekanisme tersebut akan datang dari Jepang yang memberi komitmen US$25 juta.  Fase percontohan akan bertujuan untuk mengumpulkan cukup dana untuk mempercepat penghentian lima hingga tujuh pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia dan Filipina.

Pejabat di bank pembangunan yang berbasis di Manila sebelumnya menggambarkan rencana tersebut sebagai penggunaan dana untuk membeli dan menjalankan pembangkit listrik dengan biaya modal yang lebih rendah daripada yang saat ini tersedia untuk operator komersial.

Hal Itu akan memungkinkan mereka untuk menghasilkan pengembalian yang cukup selama periode yang lebih singkat untuk memfasilitasi penutupan awal aset mereka.

Namun, rencana tersebut mendapat kecaman oleh organisasi non-pemerintah. Kelompok-kelompok termasuk Pusat Energi, Ekologi dan Pembangunan mengirim surat kepada ADB bulan ini untuk mengatasi kekhawatiran mereka atas kurangnya perincian rencana tersebut. 

Mereka berargumen bahwa proposal, yang pertama melibatkan pembelian pembangkit batu bara, sebenarnya dapat memperpanjang umur fasilitas batu bara tersebut.

Ketergantungan nasional pada batu bara sebagai sumber bahan bakar telah mendapat sorotan dalam beberapa bulan terakhir karena negara-negara secara global menghadapi krisis energi. 

Indonesia adalah pengekspor batu bara terbesar di dunia dengan harga baru-baru ini melonjak ke rekor tertinggi. Di Filipina, PLTU batu bara menyumbang lebih dari setengah daya listrik negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Zufrizal

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.