Bisnis, JAKARTA— Ceruk cuan emiten konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) potensial setidaknya hingga 2024. Situasi itu bisa terdorong dari kesempatan yang dimiliki ADHI lewat kontrak-kontrak baru, termasuk pengembangan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.
Meskipun pada perdagangan Kamis (1/9/2022), saham ADHI terpantau turun 0,62 persen ke level Rp805. Namun, sepanjang pekan masih membukukan kenaikan 2,55 persen. Salah satu yang dapat menjadi katalis positif adalah baru-baru ini, Adhi Karya mencatatkan kontrak baru yang tumbuh 104 persen menjadi Rp15,9 triliun hingga Juli 2022. Adapun kontrak baru tersebut didominasi proyek dari pihak swasta.
Jika diperinci, kenaikan kontrak baru tersebut naik 104 persen dibandingkan dengan perolehan kontrak per Juli 2021 sebesar Rp7,8 triliun. Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto berujar, realisasi kontrak baru berdasarkan sumber dana, dengan komposisi Pemerintah sebesar 14 persen, BUMN dan BUMD sebesar 7 persen, sementara proyek kepemilikan swasta sebesar 79 persen.
Jika ditilik dari lini bisnis, kontribusi kontrak baru didominasi lini engineering dan konstruksi sebesar 87 persen, bisnis properti dan hospitality sebesar 8 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. Perseroan juga bakal melaksanakan rights issue paling banyak 7,12 miliar saham yang dilaksanakan pada Oktober-November 2022.