Adu Fitur Bank Digital Rebut Pasar Milenial

Bank konvensional mulai bertransformasi menjadi bank digital pada tahun ini. Sejumlah fitur unggulan pun terus disiapkan dengan harapan dapat menggaet para milenial yang digital savvy.

5 Mei 2021 - 13.31
A-
A+
Adu Fitur Bank Digital Rebut Pasar Milenial

Nasabah menggunakan aplikasi Jenius, bank digital milik BTPN / Bisnis-Feni Freycinetia

Bisnis, JAKARTA - Sejumlah bank mulai berlomba-lomba menyiapkan layanan aplikasi digital untuk menarik kaum milenial. Mereka pun saling beradu menyajikan fitur unggulan. 

Salah satu bank yang tengah mengembangkan layanan digital ialah PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP). Melalui aplikasi Motion, MNC Bank menghadirkan 43 fitur untuk memenuhi kebutuhan transaksi perbankan dan non-perbankan kapan saja dan di mana saja. Fitur tersebut juga menyajikan kenyamanan penggunaan, keamanan data,dan sinergi dengan ekosistem MNC Group.

Presiden Direktur MNC Bank Mahdan mengatakan perseroan bergerak progresif untuk mewujudkan visi menjadi bank masa depan berlandaskan teknologi terkini. Hal tersebut ditunjukkan dengan kemampuan Motion yang terus ditingkatkan untuk menjadi aplikasi layanan perbankan digital terdepan.

"Kami juga terus melakukan sinergi dengan ekosistem MNC Group untuk memanfaatkan customer base MNC Group yang sangat besar,” jelas Mahdan lewat keterangan resmi, Jumat (23/4/2021).

MNC Bank memang berencana menghadirkan aplikasi Motion dengan konsep open banking. Hal itu memungkinkan sinergi antara aplikasi perbankan dari MNC Bank dengan aplikasi digital lainnya dari unit bisnis MNC Group maupun aplikasi digital pihak ketiga lainnya.

Dengan demikian, pelanggan MNC Group atau masyarakat dapat lebih mudah membuka rekening simpanan maupun mengajukan kredit di MNC Bank melalui Motion. Masyarakat dan pelanggan juga dapat menikmati berbagai penawaran yang atraktif. Adapun pengguna Motion saat ini dapat memanfatkan keseluruhan fitur tersebut dari situs mncbank.co.id.

Aplikasi Motion. - Dok. Bank MNC

Selain MNC Bank, PT Bank Central Asia Tbk. juga tengah bersiap meluncurkan layanan bank digitalnya, melalui entitas anak yakni PT Bank Digital BCA. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan pihaknya akan meresmikan Bank Digital BCA sebelum Juni 2021.

BCA Digital akan beroperasi menjadi neo bank dengan ciri khas tidak ada transaksi tunai dan tidak memiliki kantor cabang. Meski begitu, Jahja mengatakan BCA Digital tetap dapat terhubung dengan ATM BCA karena kebutuhan uang tunai masih diperlukan oleh masyarakat.

"Kita menunggu BCA Digital akan diresmikan sebelum Juni," katanya dalam paparan kinerja kuartal I/2021, Kamis (23/4/2021).

Adapun BCA Digital pada masa awal beroperasi akan fokus pada segi pendanaan dan digital payment.  Direktur Vera Eve Lim pun mengatakan fitur yang dihadirkan akan berbeda dan sangat cocok untuk kalangan milenial.

"Yang pasti rekening tabungan beda banget dan menarik. Nantinya dari tabungan bisa diatur untuk tabungan menikah, arisan, jalan-jalan dan sebagainya. Akan cocok banget bagi teman-teman milenial. Bagaimana persisnya? Kita tunggu tanggal mainnya," ujarnya.

Sedangkan PT Bank BTPN Tbk. sebagai pemain lama juga terus mengembangkan bank digitalnya melalui Jenius. Digital Banking Business Product Head Bank BTPN Waasi B. Sumintardja mengatakan Jenius meluncurkan program #LakukanDenganCaramu.

Melalui program itu, Jenius memperkenalkan berbagai pilihan fitur yang dapat mendukung pengguna menghadapi kehidupan yang terus berubah dan tidak terduga. Fitur tersebut ada untuk menyesuaikan kebutuhan dan dapat digunakan dengan cara mereka sendiri.

Misalnya, untuk membantu pengguna bertransaksi lebih aman secara nontunai, #adajenius dengan Jenius QR dan Jenius Pay. Melalui pilar #carajenius, Jenius mengapresiasi perbedaan cara setiap pengguna Jenius dalam menjalani hidup dan menggunakan fitur Jenius untuk mengelola keuangan.

Selain itu, Jenius juga menghadirkan fitur #barengjenius, untuk mengajak pengguna belajar hal baru, beradaptasi, berinovasi, berkreasi, dan saling berbagi solusi melalui Jenius Co.Create. Beragam kelas & workshop dengan berbagai topik tentang finansial, teknologi, dan kreativitas.

“Melalui sederet fitur inovatif dan kelas-kelas reguler yang kami lakukan melalui platform Jenius Co.Create, Jenius percaya kolaborasi bersama masyarakat digital savvy menjadi cara yang paling sesuai agar dapat terus beradaptasi dan berkembang di tengah kondisi menantang ini,” terangnya melalui siaran pers, Kamis (15/4/2021).


OJK Siapkan Cetak Biru Bank Digital

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan cetak biru (blueprint) transformasi bank digital. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat menjelaskan blueprint transformasi digital perbankan merupakan penjabaran lebih detail pilar kedua akselerasi tranformasi digital pada peta jalan (roadmap) pengembangan perbankan Indonesia 2020-2025.

Cetak Biru tersebut akan disusun oleh OJK bersama-sama dengan asosiasi perbankan. Blueprint transformasi bank digital akan memberikan arah pengembangan digitalisasi perbankan yang mencakup beberapa aspek meliputi perlindungan data, kolaborasi seperti kerja sama institusi keuangan maupun non-keuangan, manajemen risiko, pemanfaatan teknologi, dan tata kelola kelembagaan.

Dalam akselerasi transformasi digital, OJK tengah menyusun Rancangan POJK Bank Umum dan Kegiatan Usaha Bank Umum. Dalam rancangan tersebut di antaranya akan mengatur mengenai syarat pendirian bank baru hingga ketentuan mengenai bank yang beroperasi penuh secara digital.

Hampir seluruh bank saat ini telah mengarah ke aktivitas digital banking. Namun, untuk bank yang beroperasi penuh secara digital masih menunggu rilis POJK tentang Bank Umum. 

Nasabah berbicara dengan karyawan melalui Video Banking di salah satu Kantor Cabang Bank BCA di Jakarta, Rabu (23/9/2020). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mendorong sinergi antara pemerintah dan otoritas terkait guna memperkokoh ekonomi digital di Tanah Air. Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini sinergitas antar lembaga yang kuat antar akan mendorong peningkatan transaksi ekonomi digital yang pada akhirnya ikut meningkatkan aktivitas ekonomi di sektor e-commerce, uang elektronik dan bank digital.

"Ekonomi digital bisa semakin kuat. Insyaallah e-commerce akan naik dari Rp253 triliun jadi Rp337 triliun atau tumbuh 33 persen," ujar Perry dalam pembukaan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Senin (5/4/2021).

Dia menambahkan, transaksi melalui uang elektronik juga bisa naik dari Rp 201 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 266 triliun di tahun ini. Transaksi ini tumbuh sekitar 32 persen.

Adapun, transaksi melalui digital banking di perkirakan tumbuh 19 persen di tahun ini yakni dari Rp 27.000 triliun di 2020 menjadi Rp 32.200 triliun.

Sementara itu, Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan valuasi ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$130 miliar pada 2025, dari US$44 miliar pada 2020. Johnny mengakui dengan angka valuasi ini, Indonesia menjadi negara dengan pasar ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara. (Reporter : Annisa Sulistyo Rini & Azizah Nur Alfi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.