Adu Lihai Vendor Ponsel China Merogoh Kocek Kelas Menengah RI

Jumlah pengguna ponsel pintar segmen menengah dan menengah atas di Indonesia telah mengungguli level bawah atau entry level, selaras dengan migrasi gaya hidup masyarakat ke arah serba digital. Fenomena ini memicu para raksasa teknologi China untuk makin agresif berebut pasar RI pada 2022.

Leo Dwi Jatmiko & Wike Dita Herlinda

30 Jan 2022 - 20.30
A-
A+
Adu Lihai Vendor Ponsel China Merogoh Kocek Kelas Menengah RI

Kantor pusat global Xiaomi di Distrik Haidian, Beijing, China./dok. Xiaomi

Bisnis, JAKARTA — Persaingan vendor ponsel asal China dalam memperebutkan pasar Indonesia mulai bergeser dari tipikal gawai segmen bawah menuju ke segmen menengah dan menengah atas pada tahun ini. 

Jumlah pengguna ponsel pintar segmen menengah dan menengah atas di Indonesia diklaim telah mengungguli ponsel level bawah (entry level), selaras dengan migrasi gaya hidup masyarakat Tanah Air yang kian berarak ke arah serba digital. 

PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan perusahaan menilai kemampuan beli masyarakat Indonesia makin membaik. Pandemi memaksa masyarakat lebih prudent sehingga mereka memiliki dana lebih untuk membeli perangkat kelas menengah dan menengah ke atas. 

“Selama pandemi, beberapa orang mungkin bisa menyimpan uang karena tidak perlu ke kantor, jajan di luar, dan lain sebagainya,” kata Aryo, Minggu (30/1/2022).

Oppo x Sony IMX 709./istimewa

Berbanding lurus dengan membaiknya daya beli, kebutuhan masyarakat terhadap gawai dengan fitur-fitur yang mumpuni pun makin tinggi guna menopang aktivitas digital. Beberapa kegiatan seperti belajar dan bekerja secara daring membutuhkan dukungan ponsel dengan RAM besar. 

Melihat kecenderungan tersebut, lanjut Aryo, Oppo pun menggeser prioritas produknya ke sepesifikasi level menengah atas di pasar Indonesia. 

Oppo baru saja meluncurkan sensor baru yakni Sony IMX709, yang dikembangkan bersama dengan Sony. Sensor ini diklaim dapat menyesuaikan dengan chipset milik Mediatek ataupun milik Qualcomm. 

“Dari sana sudah jelas posisi Oppo bahwa kami tidak mengalami kelangkaan chipset dan tetap menggunakan dua sensor tersebut,” kata Aryo. 

Dia memperkirakan porsi produk Oppo untuk kelas menengah dan menengah ke atas untuk tahun ini mencapai sekitar 60 persen dari keseluruhan produk, sedangkan 30 persen lainnya merupakan perangkat-perangkat kelas menengah ke bawah. 

Toko-toko kecil yang berada di dekat perumahan dan pusat perbelanjaan pun akan menjadi senjata Oppo dalam mendorong produk-produk mereka. 

Tidak mau kalah dari kompetitornya, Xiaomi juga memilih fokus memperkuat posisi mereka di segmen atas (high end) pada tahun ini, dengan mengeluarkan lebih banyak produk.

Untuk peranti level bawah dan menengah, vendor gawai asal Beijing itu akan lebih mendekatkan produk mereka dengan membangun lebih banyak jaringan ritel.  

Country Head Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengatakan perseroan akan terus berupaya memenuhi antusiasme masyarakat Indonesia terhadap produk kelas menengah atas. 

Xiaomi akan memperkuat posisi di segmen high end dan produk flagship guna memenuhi permintaan masyarakat sekaligus membuat mereka lebih loyal terhadap produk Xiaomi.  

Sekadar catatan, flagship merupakan kelas ponsel tertinggi. Para produsen ponsel biasanya menempelkan fitur-fitur andalan di ponsel pintar flagship. 

Karena ponsel tersebut memiliki fitur andalan maka secara harga biasanya akan lebih mahal dibandingkan dengan ponsel entry level dan mid range. 

“Kami akan melakukan penguatan posisi pada segmen high end dengan kehadiran banyak produk,” kata Alvin. 

Selain itu, sambungnya, untuk mempertahankan kepemimpinan pasar di segmen lain, Xiaomi melakukan penguatan jaringan ritel hingga dua kali lipat agar lebih dapat dijangkau oleh pengguna. 

Tampilan Xioami 12 dan Xiaomi 12 Pro/istimewa

Xiaomi akan memperkuat jaringan ritel luring dan daring dengan 400+ outlet eksklusif dan 4000+ preferred outlets yang ada saat ini. 

Perusahaan mengeklaim pada kuartal II/2021  telah menguasai 28 persen pangsa pasar Indonesia dengan pertumbuhan bisnis mencapai 112 persen secara tahunan. 

Pencapaian tersebut mengantarkan Xiaomi sebagai penguasa pasar Tanah Air saat itu. Alvin ingin kondisi tersebut terulang kembali pada tahun ini. 

Selain memperkuat jaringan ritel, Xiaomi juga akan mendorong layanan purna-jual lewat inovasi dan penambahan mutu layanan. 

Pada 2021, Xiaomi memperkenalkan konsep unit loan yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pinjaman unit pengganti saat ponselnya sedang diperbaiki di Exclusive Service Center.

Terkait dengan tantangan industri ponsel pintar pada tahun ini, Alvin masih merujuk pada isu kelangkaaan semikonduktor global sebagai problem yang menghantui para produsen ponsel asal China. 

Kondisi ini yang mendorong para produsen ponsel untuk lebih berfokus untuk mencari pelanggan yang royal.  

“Xiaomi harus berhadapan dengan situasi kelangkaan suplai chipset global yang sedang terjadi hingga hari ini,” kata Alvin. 

PIMPIN PASAR

Vendor asal China lainnya, Realme, juga berencana makin serius menggarap ponsel kelas menengah atas pada tahun ini. 

Marketing Director Realme Indonesia Palson Yi mengatakan pada tahun ini perusahaan menargetkan untuk menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan mulai masuk ke segmen flagship premium. 

Berbeda dengan para pesaingnya yang mendorong ponsel flagship di kelas high end, Realme memilih mendorong ponsel flagship mereka ke kelas mid range sebagai strategi menguasai pasar ponsel pintar di Indonesia dalam 2—3 tahun ke depan. 

Mengenai ponsel entry level, Palson menyebut Realme akan memperkuatnya dengan menghadirkan ponsel pintar yang berlandaskan pada harga sesuai kualitas. 

Dia mengatakan ponsel entry level Realme pada tahun ini akan dilengkapi dengan perangkat cip yang bertenaga di segmen harganya. “Juga dilengkapi dengan baterai besar yang tahan seharian,” kata Palson.

Dari kaca mata pakar, persaingan ponsel  di kelas entry level diperkirakan berkutat pada harga murah. Secara fitur, vendor ponsel diperkirakan tidak akan banyak memberi keuntungan untuk menekan ongkos.

Realme Pad/realme

Pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan spesifikasi produk kelas entry level pada tahun ini tidak akan banyak berubah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam mendorong produk ponsel kelas bawah, vendor cenderung bertarung dengan harga yang terjangkau dibandingkan dengan fitur-fitur.

"[Persaingan ponsel entry level] hanya akan bertarung di harga murah tanpa adanya loyalitas," kata Sebastian.

Persaingan pada kategori entry level juga akan makin sengit pada tahun ini. Penyebabnya, jumlah perangkat yang akan beredar di segmen entry level masih banyak kendati masyarakat mulai beralih ke ponsel kelas menengah. 

Siklus ponsel entry level yang makin pendek dan agresivitas vendor ponsel dalam mengakuisisi pelanggan menjadi faktor pendorong pertumbuhan jumlah perangkat ponsel pintar harga murah pada 2022.

Sebastian berpendapat untuk meningkatkan penjualan ponsel, produsen ponsel dapat menghadirkan fitur yang mirip dengan kompetitor dengan harga semurah mungkin.

Sementara itu, untuk level menengah, vendor ponsel dinilai harus menyediakan 1—2 fitur yang dimiliki flagship agar produk yang dihasilkan terlihat teknologinya lebih canggih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.