Bisnis, JAKARTA – Properti menjadi industri yang seksi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat semakin berkembangnya startup teknologi properti atau proptech dalam beberapa tahun terakhir. Adapun sejumlah nama proptech di Indonesia antara lain: Rumah.com, Rumah123.com, Pinhome, Lamudi.co.id, Rukita, Ideal, Travelio, Tanaku, Mamikos, Rentfix, Pashouses, dan lainnya.
Maraknya proptech di Indonesia ini karena angka backlog kepemilikan rumah yang masih tinggi mencapai 12,71 juta berdasarkan data BPS. Selain itu, populasi masyarakat Indonesia mencapai 278,69 juta jiwa di tahun 2023 sehingga kebutuhan hunian akan tetap ada. Kemudian, berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR), dilihat dari kinerja kuartalan, penjualan rumah pada kuartal II tahun 2023 kembali tumbuh positif sebesar 6,59 persen (Quarter-to-Quarter/QtQ).
Peningkatan penjualan rumah secara kuartalan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan rumah tipe kecil sebesar 9,89 persen (QtQ) dan tipe besar tumbuh 22,48 persen (QtQ), setelah keduanya mengalami kontraksi pada Survei Harga Properti Residensial (SHPR) 4 kuartal sebelumnya. Namun demikian, penjualan rumah tipe menengah secara kuartalan mengalami penurunan sehingga terkontraksi sebesar 4,83 persen (QtQ).
Jika dilihat secara tahunan, penjualan properti residensial yang masih terkontraksi 12,30 persen (Year-on-Year/YoY) pada kuartal II tahun 2023, lebih dalam dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 8,26 persen (YoY). Penjualan pada kuartal II tahun 2023 tersebut dipengaruhi oleh belum kuatnya penjualan rumah tipe kecil yang terkontraksi 15,81 persen (YoY) dan tipe menengah yang menurun 15,17 persen (YoY). Sementara itu, penjualan rumah besar terpantau mengalami peningkatan sebesar 15,11 persen (YoY), setelah terkontraksi 6,82 persen (YoY) pada kuartal sebelumnya.