Bisnis, JAKARTA – Meski eksistensi kartu debit disebut tergerus di tengah maraknya opsi pembayaran berupa instrumen Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS, namun pihak bank optimistis bahwa kebutuhan akan penggunaan kartu fisik tetap tinggi.
Apalagi sejumlah bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) hingga PT Bank Syariah Indonesia Tbk alias BSI (BRIS) kompak menaikkan biaya kartu debit kepada para nasabahnya, akibat dampak dari kelangkaan chip di market.
Berdasarkan Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) Bank Indonesia yang dirilis Kamis (20/1/2024), volume transaksi via kartu ATM dan debet mencapai 631,65 juta per November 2023. Tumbuh 1,58% dari periode yang sama tahun lalu 621,84 juta transaksi.
Secara bulanan, angka tersebut naik dibanding Oktober 2023 sebesar 630,37 juta transaksi. Bahkan, jika dibanding September 2023 volume transaksi via kartu ATM dan debet hanya menyentuh 619,73 juta transaksi.Di sisi lain, berdasarkan nilai transaksi per November 2023 mencapai Rp628,03 triliun, susut 1,13% dibanding tahun lalu Rp635,2 triliun secara tahunan (yoy).