Bisnis, JAKARTA — Program pengembangan bahan bakar biodiesel di Indonesia yang terus berlanjut bahkan makin agresif dalam rangka meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan sudah sepatutnya mendapatkan dukungan semua pihak.
Apalagi, pengoptimalan bahan bakar nabati itu disebut-sebut juga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional, selain mampu menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar.
Pemerintah bahkan telah menargetkan akan menghentikan impor bahan bakar minyak atau BBM dan serta gas elpiji (LPG) paling tidak pada 2030 nanti dengan mendorong penggunaan biodiesel.
Di hulunya, kebijakan biodiesel yang agresif secara otomatis akan mendorong penggunaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang makin banyak di dalam negeri. Namun di sisi lain, kondisi itu berpotensi menurunkan nilai ekspor CPO.