Bisnis, JAKARTA – Hajatan Pemilihan Umum (Pemilu) RI pada 2024 mendatang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sektor properti. Meskipun merujuk histori pemilu sebelumnya industri properti bisa bertahan, namun di tahun 2024 mendatang perlu hati-hati.
Pasalnya selain Pemilu, kondisi Indonesia sedang dilanda sejumlah sentimen negatif mulai dari perang Rusia dengan Ukraina yang belum usai sejak awal tahun lalu.
Kemudian ditambah lagi konflik Israel – Palestina pada akhir September menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kondisi ekonomi global. Eskalasi geopolitik di Timur Tengah akan berdampak pada peningkatan harga energi dan kenaikan pangan yang tentu juga berimbas pada perekonomian domestik. Kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat juga ikut mengancam stabilitas ekonomi Indonesia. Mengacu data Bloomberg dikutip Rabu, (8/11/2023) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,09% atau 14 poin ke level Rp15.650 per dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Oktober kemarin menetapkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) naik 25 basis poin (bps) menjadi 6%. Kenaikan suku bunga acuan ini untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global dan sebagai langkah preventif dan forward looking memitigasi dampaknya kepada imported inflation.