Bisnis, JAKARTA— Fenomena El Nino yang hampir dipastikan melanda Indonesia yang kemudian dapat memengaruhi kinerja saham dan operasional sejumlah emiten, di antaranya sektor perkebunan dan CPO, farmasi, serta consumer goods.
Dinamika iklim panas El Nino yang disertai dengan kekeringan berkepanjang tersebut secara historis memiliki dampak signifikan bagi kinerja emiten di sejumlah sektor. Terkait hal itu, melalui risetnya analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto, Hasan Barakawan dan Ismail Fakhri Suweleh menyebutkan bahwa sektor yang akan terdampak paling besar dari El Nino adalah perkebunan sawit karena bisa memicu penurunan produksi.
Selain itu, cuaca yang kering selama El Nino bakal menghalangi berkembangnya bunga sawit dan membuat produksi tandan buah segar (TBS) lebih rendah. Analis BRI Danareksa Sekuritas juga menilai fenomena El Nino dalam tiga periode sebelumnya yaitu 2002, 2004, dan 2015 membuat harga CPO naik rata-rata 5,5 persen dan 16 persen dalam 12 bulan setelahnya.
“Kami memperkirakan tren serupa bakal terjadi dengan potensi kenaikan harga pada semester kedua 2024. Untuk 2023, kami meyakini permintaan yang lemah masih terjadi karena ekspor yang turun, sementara harga minyak nabati lainnya turun,” tulisnya.