Bisnis, JAKARTA— Kinerja saham INDF dan ICBP justru terkoreksi di tengah moncernya kinerja keuangan perseroan. Situasi tersebut tercermin pada perdagangan Selasa (26/3/2024) parkir zona merah, saham INDF berada di level Rp6.375 atau turun 1,14%, sedangkan saham ICBP melemah 3,12% menuju Rp10.850.
Menurut, Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren memperkirakan rilis kinerja 2023 berpotensi memberikan sentimen negatif terhadap saham INDF dan ICBP. “Sebab, nilai penurunan investasinya signifikan dan dapat muncul kekhawatiran mengenai masih adanya potensi penurunan nilai investasi pada 2024,” ujar Edi dalam riset terbaru dikutip Selasa (26/3/2024).
Dia mengatakan, pada kuartal IV/2023, laba bersih INDF tercatat mencapai Rp1,06 triliun atau terkoreksi 30% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dan melemah 38% YoY. Adapun perolehan ini ditekan oleh pencatatan kerugian nilai investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp2,43 triliun. Hasil ini utamanya disebabkan oleh penurunan nilai wajar Dufil Prima Foods Plc. (DPFP), entitas asosiasi yang beroperasi di Nigeria, senilai Rp1,81 triliun.
“Kami menduga bahwa penurunan nilai wajar DPFP terkait dengan krisis nilai tukar naira Nigeria yang anjlok 50% terhadap rupiah selama 2023,” katanya.