Bisnis, JAKARTA - Mutasi gen telah membuat virus yang semula dikenal sebagai virus Corona baru muncul dengan beragam varian. Masing-masing memiliki daya rusaknya tersendiri. Belakangan ini, varian delta paling banyak terkait dengan kasus kematian pada pasien penderita Covid-19.
Begitulah, strain Wuhan SARS-COV-2 asli telah bermutasi beberapa kali sejak kemunculannya. Selanjutnya muncul beragam varian yang menjadi perhatian kalangan kesehatan. Dunia pun lantas mengenal vius Corona varian alpha, beta, gamma, delta, delta plus, lambda, eta, juga Iota.
MUTASI
Ketika kasus Covid-19 terus naik, diketahui juga bahwa virus penyebabnya bermutasi. Mutasi penting bagi virus Corona jenis baru ini untuk kelangsungan hidup dan perkembangbiakannya. Strain Wuhan SARSCOV2 asli telah bermutasi beberapa kali sejak kemunculannya. Banyak varian yang menarik perhatian otoritas kesehatan, seperti Alpha, Beta, Gamma, Delta, Delta Plus, Lambda, Eta, Lota. B.11.318 dan B.1.617.3 adalah beberapa varian lainnya.
Varian delta (B.1.617.2), yang pertama kali ditemukan di India, masuk sebagai Variant of interest (VoI) pada April 2021 dan selanjutnya menjadi Variant of Concern (VoC) pada Mei 2021. Delta telah muncul sebagai ancaman di seluruh dunia karena sebagian besar kasus Covid-19 di dunia saat ini adalah karena infeksi varian delta.
Varian delta tidak hanya beberapa kali lipat lebih mudah menular dan menyebabkan gejala yang lebih parah, tetapi juga 8 kali kurang efektif terhadap vaksin dibandingkan dengan jenis asli covid-19. Virus ini sekarang ditemukan di sebagian besar negara dan bertanggung jawab atas lonjakan kasus di Inggris dan Israel.
Varian delta plus (AY.1), turunan dari gelombang delta, mengandung mutasi protein lonjakan K417N, yang pertama kali terlihat pada varian Beta (Afrika Selatan). Ini adalah varian yang menjadi perhatian (VoC) karena diamati bahwa vaksin tidak terlalu efektif melawan strain beta terkait.
Varian kappa (B.1.617.1), juga terkait dengan varian delta, memiliki dua mutasi (L452R dan E484Q). L452R adalah mutasi pelarian yang memberikan perlindungan kekebalan terhadap virus. Dua kasus Kappa telah dilaporkan dari Uttar Pradesh baru-baru ini.
Lambda, Variants of Interest (VoI) ketujuh, yang mengandung mutasi L452Q dan F490S, berasal dari Peru, negara dengan kematian tertinggi. Baik kappa maupun lambda saat ini dilabeli sebagai Variants of Interest (VoI) oleh WHO.
MANA LEBIH MEMATIKAN?
Delta adalah yang paling mematikan karena bertanggung jawab atas sejumlah besar kasus dan peningkatan kematian selama gelombang kedua di India. Delta plus, sebagai turunan dari delta juga memiliki atribut peningkatan transmisibilitas, kemampuan untuk mengikat lebih kuat pada reseptor sel paru-paru, dan potensi untuk menghindari respons antibodi, meskipun tidak ada data pasti tentang kematiannya.
Namun, beberapa ilmuwan percaya bahwa K417N sebenarnya dapat melemahkan strain delta plus dan mungkin tidak mematikan seperti strain delta. Tidak banyak yang diketahui tentang kasus kematian terkait kappa dan lambda, yang saat ini tidak ditemukan di India. Jika varian ditemukan lebih menular, lebih tahan terhadap antibodi, atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, itu disebut VoC.
Delta dan mungkin delta plus telah menunjukkan sifat-sifat ini dan karenanya disebut VoC.
Apakah varian baru ini resisten terhadap vaksin?
Vaksin yang ada bekerja melawan varian delta asli tetapi kurang efektif pada mereka yang tidak memiliki respons imun yang kuat. Varian delta plus karena lolos mutasi K417N, dapat menghindari vaksin dan antibodi lebih baik daripada delta. Namun vaksin terkemuka dianggap menawarkan perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap terhadap sebagian besar strain.
HINDARI STIGMATISASI
Pada 31 Mei 2021 WHO mengumumkan penamaan baru untuk varian virus Corona baru. Tata nama yang baru dengan penggunaan label yang sederhana dimaksudkan untuk memudahkan pengucapan varian virus Corona. Varian tersebut digolongkan ke dalam dua kelompok yakni variant of concern dan variant of interest.
Ilustrasi - Virus penyebab Covid-19/Antara
Label-label itu dipilih setelah konsultasi luas dan tinjauan dari banyak potensi sistem penamaan. WHO mengumpulkan sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia untuk melakukannya, termasuk para ahli yang merupakan bagian dari sistem penamaan yang ada, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti dan otoritas nasional.
WHO menyebutkan label baru tersebut tidak menggantikan nama ilmiah yang ada (misalnya yang ditetapkan oleh GISAID, Nextstrain dan Pango), yang menyampaikan informasi ilmiah penting dan akan terus digunakan dalam penelitian.
Penggantian nama tak lepas dari upaya mencegah stigmatisasi nama daerah asal varian ditemukan, misalnya nama virus Inggris, virus Afrika dan seterusnya.
"Meskipun memiliki kelebihan, nama ilmiah [yang ada selama] ini mungkin sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan. Akibatnya, orang sering menggunakan pemanggilan varian berdasarkan tempat di mana mereka terdeteksi, yang menstigmatisasi dan diskriminatif. Untuk menghindari hal ini dan untuk menyederhanakan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, outlet media, dan lainnya untuk mengadopsi label baru ini," ujar WHO dalam pernyataan resminya.
Disebutkan bahwa sistem tata nama yang ada untuk kepentingan penamaan dan pelacakan garis keturunan genetik SARS-CoV-2 oleh GISAID, Nextstrain dan Pango akan tetap digunakan oleh para ilmuwan dan dalam penelitian ilmiah.
Sementara untuk membantu diskusi publik tentang varian, WHO mempertimbangkan label yang mudah diucapkan dan tidak menstigmatisasi untuk VoI (variant of interest) dan VoC (variant of concern).
Hasilnya, WHO merekomendasikan penggunaan label yang menggunakan huruf Alfabet Yunani, yaitu alpha, beta, gamma, yang akan lebih mudah dan praktis untuk dibahas oleh audiens non-ilmiah.
VARIANT of CONCERN
Variant of concern adalah varian SARS-CoV-2 yang memenuhi definisi VoI dan, melalui penilaian komparatif, telah terbukti terkait dengan satu atau lebih perubahan berikut pada tingkat signifikansi kesehatan masyarakat global:
- Peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19, atau
- Peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis, atau
- Penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau diagnostik yang tersedia, vaksin, terapi.
Untuk varian ini daftar nama baru seperti terlihat pada tabel berikut:
WHO label |
Pango lineage |
GISAID clade/lineage |
Nextstrain clade |
Earliest documented samples |
Date of designation |
Alpha |
B.1.1.7 |
GRY (formerly GR/501Y.V1) |
20I/S:501Y.V1 |
United Kingdom, Sep-2020 |
18-Dec-2020 |
Beta |
B.1.351 |
GH/501Y.V2 |
20H/S:501Y.V2 |
South Africa, May-2020 |
18-Dec-2020 |
Gamma |
P.1 |
GR/501Y.V3 |
20J/S:501Y.V3 |
Brazil, Nov-2020 |
11-Jan-2021 |
Delta |
B.1.617.2 |
G/452R.V3 |
21A/S:478K |
India, Oct-2020 |
VOI: 4-Apr-2021 VOC: 11-May-2021 |
VARIANT of INTEREST
Isolat SARS-CoV-2 disebut Variant of Interest (VOI) jika, dibandingkan dengan isolat referensi, genomnya memiliki mutasi dengan implikasi fenotipik yang telah ditetapkan atau diduga, dan salah satu dari hal berikut:
- telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas/ beberapa kasus/cluster Covid-19, atau telah terdeteksi di banyak negara, atau
- dinyatakan sebagai VoI oleh WHO setelah berkonsultasi dengan Kelompok Kerja Evolusi Virus SARS-CoV-2 WHO.
Nama varian dalam kelompok VoI bisa dilihat dalam tabel berikut:
WHO label |
Pango lineage |
GISAID clade/lineage |
Nextstrain clade |
Earliest documented samples |
Date of designation |
Epsilon |
B.1.427/B.1.429 |
GH/452R.V1 |
20C/S.452R |
United States of America, Mar-2020 |
5-Mar-2021 |
Zeta |
P.2 |
GR |
20B/S.484K |
Brazil, Apr-2020 |
17-Mar-2021 |
Eta |
B.1.525 |
G/484K.V3 |
20A/S484K |
Multiple countries, Dec-2020 |
17-Mar-2021 |
Theta |
P.3 |
GR |
20B/S:265C |
Philippines, Jan-2021 |
24-Mar-2021 |
Iota |
B.1.526 |
GH |
20C/S:484K |
United States of America, Nov-2020 |
24-Mar-2021 |
Kappa |
B.1.617.1 |
G/452R.V3 |
21A/S:154K |
India, Oct-2020 |
4-Apr-2021 |
HINDARI SERANGAN FISIK
Penamaan virus berdasar nama negara atau asal pertama virus muncul telah menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Serangan fisik atau kebencian rasial sempat merebak terkait wabah Covid-19.
Di Amerika Serikat misalnya warga Asia menjadi sasaran kemarahan dan frustrasi masyarakat menghadapi pandemi.
Sementara itu, Aljazeera pada Senin (31/5/2021), memberitakan bahwa penerapan kode berupa alfabet Yunani itu berlaku bagi sejumlah varian baru yang muncul.
Ada empat varian yang dianggap paling berbahaya. Penerapan kode itu juga untuk varian-varian tingkat kedua yang juga sedang dalam pelacakan.
Bahayanya “Meski ada keuntungan tertentu, namun penamaan secara sains ini bisa menyulitkan penyebutan dan pengingatan. Selain itu, juga rawan memicu kesalahan dalam pelaporan,” sebut WHO dalam pernyataan mereka.
“Akibatnya orang cenderung menyebut varian itu dengan nama tempat asal penemuannya, yang bisa memicu stigmatisasi dan diskriminasi,” kata WHO.
(Sartika Nuralifah, Mia Chitra Dinisari, Saeno)