Bisnis, JAKARTA – Kebijakan penangan Covid-19 yang ketat di China berdampak pada kinerja perusahaan di negeri itu. Alibaba Group Holding Ltd. menjadi salah satu “korban” kebijakan zero Covid-19 yang diterapkan China. Meski demikian, Alibaba menilai kondisi tersebut sebagai tantangan untuk lebih maju ke depan.
Alibaba, perusahaan yang identik dengan Jack Ma, melaporkan kinerja negatif pada kuartal III/2022. Pembatasan aktivitas di China terkait Covid-19 menekan pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran konsumen di negara tersebut.
Chairman dan Chief Executive Officer Alibaba Group Daniel Zhang mengakui adanya tantangan lingkungan makro yang sedang berlangsung. Meski begitu, seperti disampaikan dalam keterangan resmi Alibaba di situs webnya, yang dipantau Bisnisindonesia.id, Jumat (18/11/2022), Daniel Zhang menyebutkan kinerja perusahaan masih memberikan hasil yang solid.
Sementara itu, Chief Financial Officer Alibaba Group Toby Xu menyebutkan perusahaan menghasilkan seperempat pertumbuhan pendapatan yang sehat sebesar 3 persen tahun-ke-tahun. Hal itu terlepas dari dampak pada permintaan konsumsi akibat kebangkitan Covid-19 di China serta perlambatan perdagangan lintas batas karena meningkatnya biaya logistik dan volatilitas mata uang asing.