Angin Segar dari Blok Tuna untuk Kedaulatan Migas RI di Natuna

Tak hanya akan menggairahkan industri migas nasional, dengan adanya pengelolaan hulu migas di perairan Natuna, Kepulauan Riau, diyakini makin menguatkan kedaulatan Indonesia di mata dunia.

Ibeth Nurbaiti

3 Jan 2023 - 00.00
A-
A+
Angin Segar dari Blok Tuna untuk Kedaulatan Migas RI di Natuna

Peta perairan Natuna di Kepulauan Riau. Untuk menarik investor, pemerintah tengah menggodok insentif khusus blok migas yang berada di wilayah Natuna, yang sempat diperebutkan oleh China dan Indonesia, yakni Laut China Selatan. Istimewa-menpan.go.id

Bisnis, JAKARTA — Persetujuan rencana pengembangan (plant of development/POD) pertama Lapangan Tuna di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang dioperasikan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil Tuna BV menjelang tutup tahun 2022 menjadi angin segar bagi industri hulu migas Tanah Air.

Tak hanya akan menggairahkan industri migas nasional, dengan adanya pengelolaan hulu migas di perairan Natuna, Kepulauan Riau, diyakini makin menguatkan kedaulatan Indonesia di mata dunia.

Baca juga: Harta Karun Migas di Perairan Natuna Perlahan Tersibak

Terlebih, sejumlah blok migas yang berada di perairan Natuna merupakan wilayah yang sempat diperebutkan oleh China dan Indonesia, yakni Laut China Selatan. “Persetujuan PoD pertama, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan proyek di Lapangan Tuna, maka akan ada aktivitas di wilayah perbatasan yang masuk salah satu hot spot geopolitik dunia. Bendera merah putih akan berkibar di lokasi proyek, secara ekonomi dan politik, menjadi penegasan kedaulatan Indonesia di wilayah tersebut,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangannya, dikutip Senin (2/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan Login Di Sini

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.