Bisnis, JAKARTA — Persetujuan rencana pengembangan (plant of development/POD) pertama Lapangan Tuna di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang dioperasikan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil Tuna BV menjelang tutup tahun 2022 menjadi angin segar bagi industri hulu migas Tanah Air.
Tak hanya akan menggairahkan industri migas nasional, dengan adanya pengelolaan hulu migas di perairan Natuna, Kepulauan Riau, diyakini makin menguatkan kedaulatan Indonesia di mata dunia.
Baca juga: Harta Karun Migas di Perairan Natuna Perlahan Tersibak
Terlebih, sejumlah blok migas yang berada di perairan Natuna merupakan wilayah yang sempat diperebutkan oleh China dan Indonesia, yakni Laut China Selatan. “Persetujuan PoD pertama, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan proyek di Lapangan Tuna, maka akan ada aktivitas di wilayah perbatasan yang masuk salah satu hot spot geopolitik dunia. Bendera merah putih akan berkibar di lokasi proyek, secara ekonomi dan politik, menjadi penegasan kedaulatan Indonesia di wilayah tersebut,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangannya, dikutip Senin (2/1/2023).