Arus Kencang Modal Asing Keluar Masih Berlanjut

Bank Indonesia mencatat data transaksi 22–25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp2,47 triliun.

Maria Elena & Artha Adventy

27 Apr 2024 - 13.01
A-
A+
Arus Kencang Modal Asing Keluar Masih Berlanjut

Bisnis, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang belum bangkit telah menggerus arus modal asing di pasar keuangan. 

Bank Indonesia mencatat data transaksi 22–25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp2,47 triliun.

Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi pada Sabtu (27/4/2024) merincikan, jumlah tersebut terdiri dari jual neto Rp2,08 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan jual neto Rp2,34 triliun di pasar saham.

Sementara itu, nonresiden beli neto Rp1,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sepanjang 2024 (hingga 25 April 2024), BI mencatat aliran modal keluar di pasar SBN telah mencapai Rp47,26 triliun.

Pada saat yang sama, nonresiden beli neto Rp9,68 triliun di pasar saham dan beli neto Rp9,02 triliun di SRBI.

Mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini ke level Rp16.210 per dolar AS, Jumat (26/4/2024). Pelemahan rupiah terjadi saat AS mengumumkan data ekonomi yang jauh dari perkiraan para ekonom.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah mengakhiri perdagangan dengan turun 0,14% atau 22 poin ke level Rp16.210 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar melemah 0,04% ke level 105.410. 

Adapun pada perdagangan pekan depan, Senin (29/4/2024) Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.180 - Rp16.260 per dolar AS. 

Hal itu juga dipicu oleh produk domestik bruto AS yang tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,6% pada periode Januari-Maret, lebih lambat dari tingkat pertumbuhan 2,4% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. 

Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani mengatakan, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terjaga dalam posisi surplus hingga Maret 2024.

APBN hingga Maret atau satu kuartal terlihat positif meskipun tetap waspada karena kondisi geopolitik meningkat. Sedangkan, posisi total dari APBN masih surplus Rp 8,1 triliun atau 0,04 persen dari GDP, dari sisi keseimbangan primer surplus Rp122,1 triliun.

Kemudian, kinerja surplus itu terjadi karena pendapatan negara lebih besar dibandingkan belanja APBN. Untuk pendapatan negara hingga Maret telah terkumpul Rp 620,01 triliun atau setara 22,1 persen dari target Rp 2.802,3 Triliun pada kuartal pertama. Jika dibandingkan periode tahun sebelumnya, pendapatan ini menurun 4,1 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Nindya Aldila

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.