Bisnis, JAKARTA - Amerika Serikat melaporkan terdapat tujuh negara yang masuk dalam daftar monitor, termasuk China, terkait dengan praktik perdagangan valuta asing (valas), sebuah tekanan untuk negara mitra agar tidak melakukan manipulasi.
Ketujuh negara itu adalah China, Jerman, Malaysia, Singapura, Swiss, dan Taiwan.
Laporan yang dimandatkan oleh Kongres ini dirancang untuk menekan mitra dagang yang dianggap menahan nilai tukar mereka secara dibuat-buat untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
"Kegagalan China dalam merilis intervensi valas dan kurangnya transparansi terhadap fitur penting pada mekanisme nilai mata uangnya membuat China masuk dalam daftar ekonomi terbesar dan peringatan Kementerian Keuangan," ungkap Kementerian Keuangan AS, dikutip Bloomberg pada Minggu (18/6/2023).