Bisnis, JAKARTA — Pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri petrokimia di Tanah Air sehingga mampu memperkuat struktur manufaktur nasional sekaligus memacu program substitusi impor. Sejalan dengan itu, PT Pertamina (Persero) pun didorong untuk dapat menjadi pemain kunci dalam pengembangan industri petrokimia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut bahwa Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya yang melimpah, mulai dari minyak mentah; gas alam; sumber daya alam nabati; hingga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk mengembangkan kompleks industri petrokimia.
Selama ini Indonesia masih mengimpor sejumlah produk kimia yang cukup signifikan, mengingat kapasitas industri dalam negeri hanya mencapai 7,1 juta ton per tahun. Di sisi lain, industri petrokimia dapat menghasilkan bahan baku industri hilir, seperti plastik, serat kain, tekstil, elektronika, otomotif, bahan peledak, hingga obat-obatan.
Dengan diperkuatnya industri petrokimia di dalam negeri, diyakini mampu menyubstitusi sejumlah produk yang masih diimpor seperti etilena, propilena, BTX, butadiena, polietilena (PE), dan polipropilena (PP).