Asa Pegadaian Ciptakan Bank Emas

PT Pegadaian memiliki asa menciptakan bank khusus emas di Tanah Air. Simak penjelasannya.

Denis Riantiza Meilanova

22 Sep 2021 - 20.38
A-
A+
Asa Pegadaian Ciptakan Bank Emas

PT Pegadaian memiliki asa menciptakan bank khusus emas di Tanah Air. (Antara)

Bisnis, JAKARTA— PT Pegadaian, perusahaan gadai pelat merah memiliki potensi menciptakan bank emas di Tanah Air.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa Pegadaian bisa menjadi bank emas pertama di dalam negeri.

"Indonesia belum ada izin bank yang simpan fisik emas. Sebenarnya Pegadaian sudah lakukan itu, tetapi masih dalam konsep titipan," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9/2021).

Untuk merealisasikan rencana tersebut, pihaknya masih menunggu terbitnya aturan terkait pembentukan bank emas yang tengah digodok oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Kami sedang tunggu aturan itu tentunya kami ajukan Pegadaian sebagai institusi pertama yang jadi bank bullion pertama karena secara efektif sudah punya [layanan] tabung emas,” katanya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa dengan memiliki bank emas di dalam negeri, maka akan mengurangi kebutuhan untuk mengimpor produk emas setelah mereka disertifikasi di luar negeri.

Selain itu, bank emas akan membantu mengembangkan industri lokal dengan memberikan peluang pembiayaan, dan membiarkan bank sentral meng­gunakan instrumen emas untuk mengelola stabilitas ekonomi.

Usaha terkait emas pun menjadi salah satu andalan  perusahaan dalam kinerja pada semester I/2021. Pendapatan usaha mencapai Rp10,43 triliun atau naik 2,9 persen secara tahunan.

Pendapatan meningkat berkat penjualan emas. Namun demikian, hal ini juga diiringi oleh beban usaha yang naik ke Rp8,7 triliun, akibat nilai cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang jumlahnya masih dipatok tinggi ketimbang sebelum pandemi. 

Sebagai imbasnya, laba bersih perusahaan menembus Rp1,3 triliun, turun 15 persen secara tahunan dari Rp1,53 triliun.

Imbas lainnya yakni, aset per 30 Juni 2021 mencapai Rp67,8 triliun, turun 0,9 persen dari Rp68,44 triliun. Pasalnya, nilai pinjaman yang diberikan masih stabil dari Rp54,07 triliun ke Rp54,02 triliun, tetapi CKPN naik dari Rp1,11 triliun ke Rp3,15 triliun. 

Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengakui pandemi Covid-19 ini cukup memberikan tantangan bagi kinerja bisnis Pegadaian hingga berdampak pada perlambatan kinerja keuangan.

Namun, Pegadaian terbilang mampu meningkatkan peran dalam memberikan solusi keuangan bagi banyak orang, tergambar dari kenaikan nasabah dan omzet. 

"Nasabah naik sebesar 21,4 persen dari 15 juta orang pada 30 Juni 2020 menjadi 18 juta orang pada 30 Juni 2021. Penambahan nasabah ini berdampak pada peningkatan omzet bisnis gadai tumbuh 6,1 persen dari Rp75,57 triliun menjadi Rp80,18 triliun," ungkapnya.

Secara terperinci, kenaikan omzet dari aktivitas gadai ini terdorong kenaikan gadai konvensional menyentuh Rp67,98 triliun, naik 5,9 persen secara tahunan dari Rp64,21 triliun. Lalu, gadai syariah mencapai Rp12,2 triliun, naik 7,4 persen dari Rp11,36 triliun pada paruh pertama 2020.

Kuswiyoto mengungkap bahwa selama pandemi tidak hanya Pegadaian yang juga mengalami perlambatan kinerja, karena kondisi serupa juga dialami oleh sebagian besar sektor bisnis baik usaha besar, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), usaha ultramikro maupun masyarakat pada umumnya.

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Handhayu Kusumowinahyu dan Putri Ananda menjelaskan bahwa Pegadaian memperoleh peringkatnya idAAA untuk Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II/2020 Seri A senilai Rp1,055 miliar dan peringkat idAAA(sy) untuk Sukuk Mudharabah I Tahap II/2020 Seri A senilai Rp316,5 miliar.

Obligasi dan sukuk itu akan jatuh tempo pada 18 Juli 2021. Pefindo menilai kesiapan Perusahaan untuk melunasi surat utang tersebut didukung oleh dana kas dan penempatan bank senilai Rp503,6 miliar pada akhir Maret 2021.

"[Kesiapan juga didorong] arus kas internal bulanan senilai sekitar Rp11 triliun, dan fasilitas perbankan yang belum digunakan sekitar Rp12,3 triliun," tulis Handhayu dan Putri dalam keterangan resmi.

Efek utang dengan peringkat idAAA mempunyai peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya adalah superior.

Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idAAA(sy) juga merupakan instrumen dengan peringkat paling tinggi yang diberikan Pefindo. Kemampuan perseroan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah dibandingkan perseroan lainnya adalah superior.

Pegadaian memberikan jasa usaha gadai dan pembiayaan mikro, dengan didukung oleh jaringan yang terdiri dari 12 kantor regional dan 4.086 unit kantor di berbagai wilayah di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.