Bisnis, JAKARTA — Perkembangan konflik geopolitik Rusia-Ukraina diperkirakan bakal berbuntut panjang dan turut mempengaruhi dinamika perekonomian Indonesia. Salah satu industri yang berpotensi kembali tertekan akibat hal tersebut adalah industri otomotif dan pembiayaannya.
Kendati demikian, pelaku industri pembiayaan belum kehilangan asa. Alih-alih tertekan, pelaku industri jasa pembiayaan atau multifinance justru melihat adanya peningkatan permintaan, terutama karena sejauh ini tensi antara Rusia dan Ukraina masih berdampak positif terhadap pasar komoditas Indonesia.
Secara umum, kekhawatiran utama terkait perkembangan konflik global tersebut adalah jika kondisi tersebut memicu terjadinya krisis pangan dan energi global. Hal ini akan berimbas pada potensi kenaikan inflasi di dalam negeri yang akan memperlemah daya beli masyarakat.
Lagi pula, kondisi pandemi belum sepenuhnya berakhir sehingga sentimen ini dapat memperlambat proses pemulihan ekonomi yang sedang berjalan. Masyarakat kemungkinan akan kembali wait and see atau menahan aktivitas belanja pada barang-barang bernilai tinggi (high ticket) seperti kendaraan.