Asean Menjaga Momentum Pertumbuhan

Di bawah Keketuaan Indonesia, Asean terus mengupayakan agar mampu secara strategis menjaga momentum dan secara kolektif menavigasi tantangan yang masih terjadi.

Jaffry Prabu Prakoso

5 Okt 2023 - 17.40
A-
A+
Asean Menjaga Momentum Pertumbuhan

Pertemuan 'The 10th Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM)', pada 25 Agustus 2023 di Jakarta. /Dok. Kemenkominfo

Bisnis, JAKARTA – Di tengah peta geopolitik dunia yang semakin kompleks, Asean ternyata mampu secara strategis menjaga momentum dan secara kolektif menavigasi tantangan yang masih terjadi. 

Saat ini dunia tengah menghadapi berbagai tantangan seperti peningkatan tensi geopolitik, kenaikan tekanan utang dan keterbatasan ruang kebijakan, fragmentasi global, isu terhadap ketahanan pangan dan energi, penurunan tingkat perdagangan global, ancaman kemajuan teknologi, serta risiko perubahan iklim. 

Asean di bawah keketuaan Indonesia dinilai harus mampu merumuskan kebijakan dan strategi bersama yang mampu menjawab tantangan lintas sektoral pascapandemi sekaligus melanjutkan upaya-upaya perbaikan isu-isu fundamental yang berdampak pada kemajuan kawasan jangka panjang. 

Hal tersebut adalah salah satu poin yang menjadi perhatian dalam pertemuan the 10th Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM), pada 25 Agustus 2023 lalu di Jakarta. 

Baca juga: QR Lintas Negara; Membuka Era Baru dalam Transaksi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertemuan itu menitikberatkan pada pentingnya memperkuat bauran kebijakan makroekonomi di negara anggota Asean dengan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk memastikan stabilitas ekonomi kawasan. 

“Pertemuan ini juga menekankan pentingnya kebijakan yang terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi berbagai risiko yang ada,” ujarnya. 

Di bawah Keketuaan Indonesia, Asean terus mengupayakan agar mampu secara strategis menjaga momentum dan secara kolektif menavigasi tantangan yang masih terjadi. 

Apalagi, solidnya fundamental ekonomi Asean menunjukkan ketahanan kawasan terhadap guncangan global dan menjaga konsistensi untuk menjadi pusat pertumbuhan (epicentrum of growth). 

Dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 4,5% tahun ini, Asean saat ini menunjukkan diri sebagai ‘bright spot’ di dunia yang penuh ketidakpastian. 




Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa bank sentral Asean memiliki komitmen dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam mewujudkan integrasi kawasan melalui inisiatif local currency transaction (LCT) dan regional payment connectivity (RPC). 

“Kedua inisiatif tersebut juga telah dituangkan sebagai bagian dari kesepakatan Leaders' Declaration pada Asean Summit Mei 2023 di Labuan Bajo, dan sudah mulai memasuki tahapan implementasi,” katanya. 

Pada masa Keketuaan Indonesia di Asean pada 2023, bauran kebijakan semakin dikenal dan dipahami di Asean sebagai kerangka kebijakan yang penting untuk diimplementasikan, terutama dalam kondisi dan tantangan global saat ini. 

Gubernur BI menggarisbawahi bahwa selain bauran kebijakan makroekonomi, juga penting untuk memperhatikan pertumbuhan jangka panjang sejalan dengan pesatnya perkembangan digital, reformasi struktural, perluasan intra-trade Asean, dan upaya untuk mendorong green economy and finance

Baca juga: KTT KE-43 Asean; RI Optimalkan Konektivitas Digital Asean

Untuk mendukung pencapaian dari pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan, pertemuan AFMGM juga membahas upaya Asean dalam meningkatkan pembiayaan infrastruktur kawasan dengan memposisikan ulang Asean Infrastructure Fund (AIF) sebagai dana hijau Asean untuk mendorong insfrastruktur berkelanjutan di kawasan. 

AFMGM juga menyoroti pentingnya mendorong pendanaan transisi untuk mendukung pencapaian ekonomi rendah karbon di kawasan Asean. Selain itu, dibahas pula Taksonomi Asean untuk Keuangan Berkelanjutan Versi 2 yang menunjukkan upaya Asean mewujudkan transisi yang adil, terjangkau, dan teratur di kawasan. 

“Taksonomi ini merupakan taksonomi pertama di dunia yang mengklasifikasikan transisi energi sebagai klasifikasi hijau baru dan merupakan instrumen penting untuk menarik investasi swasta guna mendukung transisi di kawasan. Oleh karena itu, AFMGM menggarisbawahi pentingnya interoperabilitas Taksonomi Asean dengan taksonomi internasional lainnya,” tambah Sri Mulyani. 

Dengan mengusung tagline Asean Matters: Epicentrum of Growth, Indonesia ingin menegaskan bahwa Asean harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Asean juga diharapkan menjadi kawasan yang lebih bermartabat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.