Bisnis, JAKARTA - Pemerintah harus segera mengakselerasi pembangunan ekosistem kendaraan listrik seiring dengan komitmen tiga investasi jumbo dengan total nilai hampir US$24 miliar agar tidak ketinggalan dengan negara Asia Tenggara lainnya yang juga dilirik investor asing.
Popularitas kendaraan listrik di kawasan ini dan kesadaran untuk penggunaan kendaraan non fosil yang menyumbang polutan diyakini akan terus berkembang di tengah populasi yang mencapai 665,17 juta ini.
Sebagai basis ekonomi, negara-negara Asia Tenggara juga dipandang menjadi primadona untuk manufaktur di Asia karena biaya tenaga kerja yang murah dan produktivitasnya yang tinggi. Tak terkecuali bagi industri dari ekosistem kendaraan listrik.
Pemain baterai lithium asal Korea Selatan dan Taiwan bahkan telah berkomitmen membangun fasilitas produksi baterai untuk kendaraan listrik di Kawasan Industri Batang. LG Energy Solutions dan Foxconn telah setuju untuk menggelontorkan sekitar Rp256 triliun.