Bisnis, JAKARTA - Kawasan Asia sedang menjadi primadona dengan statusnya sebagai pusat initial public offering (IPO) pada tahun ini, meski gelombang pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat yang membuat pasar saham kian bergejolak.
Sepinya pencatatan saham perdana pada masa libur musim panas sudah menjadi langganan bagi pasar saham global. Bahkan, IPO diperkirakan menurun hingga dua per tiga pada tahun ini.
Namun, hal itu tidak terjadi di Asia. Kawasan ini berhasil menyabet 68 persen atau sekitar US$104 miliar dari total aksi IPO global senilai US$153 miliar pada sepanjang tahun berjalan 2022, seperti dilaporkan surat kabar Bisnis Indonesia pada Senin (19/9/2022).
AS justru hanya 14 persen, turun signifikan daripada capaian tahun lalu yang lebih dari 50 persen senilai US$657 miliar.