Asing Borong Saham MFMI

Pada akhir perdagangan Selasa (4/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound ke level 5.963,82 atau naik 0,19% atau sebesar 11,22 poin. Sepanjang hari, indeks bergerak di level 5.932,32-5.974,68 yang ditopang oleh sektor perindustrian dengan apresiasi paling tinggi hing

4 Mei 2021 - 19.42
A-
A+
Asing Borong Saham MFMI

Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, belum lama ini/Abdurachman

Bisnis, JAKARTA – Pada akhir perdagangan Selasa (4/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound ke level 5.963,82 atau naik 0,19% atau sebesar 11,22 poin. Sepanjang hari, indeks bergerak di level 5.932,32-5.974,68 yang ditopang oleh sektor perindustrian dengan apresiasi paling tinggi hingga 1,16% ke level 960,6.

Sebanyak 18,5 miliar saham diperdagangkan dengan total nilai transaksi mencapai Rp9,3 triliun. Investor asing terpantau membukukan aksi beli bersih dengan net buy mencapai Rp416,36 di seluruh pasar.

Emiten dengan kode saham MFMI menjadi yang paling banyak diborong asing dengan nilai beli bersih sebesar Rp190,52 miliar. Diikuti saham TBIG dan TLKM yang dikoleksi asing dengan masing-masing net buy senilai Rp86,88 miliar dan Rp63,95 miliar.

Momen menjelang Hari Raya Idulfitri mendorong konsumsi masyarakat berpotensi akan lebih baik. Namun peningkatan aktivitas ini tak lepas dari terkendalinya jumlah kasus dan telah berjalannya vaksinasi.

Dari luar negeri, para pelaku pasar cenderung bersikap hati-hati pada pekan yang diwarnai dengan pertemuan bank sentral dan rilis data ekonomi AS.

Berikut ini pergerakan emiten beberapa sektor yang memengaruhi IHSG hasil analisis Bisnis Indonesia Resources Center:

Keuangan

Indeks sektor keuangan disokong oleh emiten PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) yang tumbuh 5,19% ke level Rp810, lalu PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) menguat 3,41% ke level Rp910 dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 0,83% ke level Rp6.100.

Kemudian, beberapa saham yang terpantau melemah antara lain PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. (BANK) menurun 3,76% ke level Rp3.330, disusul PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) jatuh 1,30% ke level Rp454, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) drop 0,62% ke level Rp1.595.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi top gainers dengan total net buy asing sebesar Rp59,44 miliar. Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,14% ke level Rp14.430. Menguatnya rupiah disokong oleh masuknya modal asing dengan total beli bersih Rp217,1 miliar di pasar regular dan di obligasi pemerintah adanya penurunan imbal hasil (yield) untuk tenor 10 tahun menjadi 6,45%.

Pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh prospek pemulihan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 dan  para pelaku pasar yang masih menunggu rilis data PDB Indonesia kuartal I/2021.

Infrastruktur

Indeks sektor infrastruktur ditopang oleh PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) naik 8,24% ke level Rp394, lalu PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) menanjak 2,41% ke level Rp85 dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) merangkak 1,26% ke level Rp3.210.

Untuk penurunan harga saham dialami oleh PT Tower Bersana Infrastructure Tbk. (TBIG) melemah 4,81% ke level Rp2.570, disusul PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) turun tipis 0,80% dan PT Putra Rajawali Kencana Tbk. (PURA) drop 0,94% ke level Rp105.

Dari sub-sektor telekomunikasi, sentiment positif  datang dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang membukukan pendapatan Rp136,46 triliun atau naik 0,66% yoy dibandingkan tahun 2019.

Hal ini didorong oleh melonjaknya permintaan masyarakat untuk layanan internet IndiHome lebih dari 1,01 juta pelanggan. Sepanjang 2020 total pendapatan TLKM mencapai Rp22,2 triliun.

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) diumumkan menjadi pemenang dalam seleksi lelang pita frekuensi radio 2,3 Ghz. Pita frekuensi tersebut dinilai nantinya bisa dimanfaatkan untuk jaringan 5G.

Kinerja operasional keduanya akan meningkat diiringi dengan perbaikan pada efisiensi belanja operasional keduanya. Kegiatan dan gaya hidup masyarakat yang kini lebih banyak dilakukan di rumah membuat kebutuhan internet melonjak.

Perdagangan

Pergerakan sektor perdagangan diberati oleh PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) yang tertekan 2,46% ke level Rp238, lalu PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) melorot 1,23% ke level Rp805 dan PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) turun 1,41%.

Beberapa emiten yang terpantau berada di zona hijau di antaranya PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) membumbung 13,08% ke level Rp735 diikuti PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN) melonjak 9,26% ke level Rp177 dan PT Sunter Lakeside Hotel Tbk. (SNLK) naik 1,82% ke level Rp840.

Tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan dan restoran melonjak tajam pada bulan Ramadan 2021. Riset dari Mandiri Institute mencatat kunjungan ke pusat belanja pada awal April 2021 telah mencapai 128% dibandingkan dengan kapasitas normal di jam-jam sibuk.

Monitoring tingkat kunjungan ini dilakukan terhadap 5.872 tempat belanja yang tersebar di sembilan kota besar. Lonjakan kunjungan ke tempat belanja di Makassar dan DKI Jakarta merupakan kontributor utama lonjakan kunjungan secara nasional.

Di sisi lain, kunjungan ke restoran di April 2021 juga mengalami lonjakan dengan tingkat kesibukan menyentuh 117% pada jam-jam sibuk. Angka tingkat kesibukan ini diperoleh dari pengamatan terhadap 9.626 restoran di sembilan kota besar.

Properti

Pergerakan Indeks sektor properti ditopang oleh PT Sentul City Tbk. (BKSL) yang menguat 9,59% ke level Rp80, disusul oleh PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) menggeliat 4,72% ke level Rp111 dan PT PP Properti Tbk. (PPRO) naik 1,22% ke level Rp83.

Emiten yang bergerak di zona merah antara lain PT DMS Propertindo Tbk. (KOTA) tergelincir 4,08% ke level Rp282, PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) terjatuh 2,06% ke level Rp190 dan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BDSE) drop 1,24% ke level Rp1.190.

Realisasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) terus meningkat meskipun masih dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Per 3 Mei 2021 PPDPP telah menyalurkan dana 46.947 unit atau senilai Rp5,10 triliun, artinya 29,8% dari target yang ditetapkan oleh pemerintah sebanyak 157.500 unit.

PPDPP terus mendorong bank pelaksana untuk mempercepat penyaluran FLPP dan berharap semua target penyaluran FLPP tahun ini bisa direalisasikan bank pada bulan Oktober. Tahun ini, anggaran FLPP mencapai Rp19,1 triliun atau sebanyak 157.500 unit yang disalurkan oleh 30 bank pelaksana. Tercatat penyaluran dana FLPP sepanjang 2010–2021 mencapai 811.802 unit senilai Rp60,70 triliun.

Industri Konsumsi

Indeks sektor konsumsi ditopang oleh saham  PT Sekar Laut Tbk. (SKLT) yang tumbuh 10,00% ke level Rp2.310, lalu saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) naik 2,44% ke level Rp1.470 dan saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menguat 1,95% ke level Rp2.610.

Adapun saham pemberatnya adalah saham Pyridam Farma Tbk. (PYFA) yang turun 6,93% ke level Rp1.075, lalu saham PT Langgeng Makmur Industri Tbk. (LMPI) melemah 6,58% ke level Rp142 dan saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) merosot 5,66% kel level Rp750.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,5% tahun ini.  Diketahui pada kuartal I/2021 ekonomi Indonesia masih tumbuh negatif atau terkontraksi 0,8% yoy. Sedangkan pada kuartal  II/2021, Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan bisa tumbuh positif 5,3%.

Kemudian pada kuartal III dan kuartal IV pertumbuhan ekonomi diperkirakan masing-masing 6,7% dan 6,8%. Ini membuat ekonomi 2021 secara keseluruhan tumbuh 4,5%.

Akan tetapi sejumlah sentimen negatif yang membuat ekonomi Indonesia melemah diantaranya, adalah dampak pandemi virus corona terhadap pasar tenaga kerja. Selain itu, ada risiko vaksinasi anti-virus Corona berjalan lebih lambat dari perkiraan karena pasokan yang terbatas.

Pertambangan

Pergerakan sektor pertambangan didorong oleh saham PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) yang tumbuh  10,53% ke level Rp168, lalu PT Timah Persero Tbk. (TINS) naik 6,98% ke level Rp1.840 dan PT Vale Indonesia. (INCO) melesat 6,78% ke level Rp4.880.

Sedangkan saham pemberat sektor ini adalah saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) ambles 6,81%, lalu saham PT Citatah Tbk (CTTH) merosot 4,11% ke level Rp70 dan saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) koreksi 2,99%

Ekspor batu bara Indonesia sepanjang kuartal I/2021 mencapai 77,16 juta ton, turun 16,4% dibandingkan dengan ekspor kuartal I/2020 yang mencapai 92,32 juta ton. Ekspor batu bara tertinggi masih di Januari 2021 yakni sebesar 28,33 juta ton, lalu 25,30 juta ton pada Februari, dan 23,53 juta ton pada Maret 2021.

Sementara itu, data penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri (domestic market obligation/ DMO) pada bulan Januari dan Februari 2021 mencapai 9,44 juta ton dan 10,06 juta ton.

Adapun realisasi produksi batu bara nasional selama kuartal I 2021 yakni sebesar 143,69 juta ton, turun 4,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 149,88 juta ton.

Aneka Industri

Pergerakan sektor aneka industri ditopang oleh saham PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (RICY) yang tumbuh 15,38% ke level Rp105, lalu PT Astra International Tbk. (ASII) naik 1,38% ke level Rp5.500 dan PT Sri Rejeki  Isman Tbk. (SRIL) menguat 0,67% ke level Rp150.

Untuk saham pemberatnya meliputi PT Trisula International (TRIS) yang turun ambles 6,72% ke level Rp125, lalu saham PT Uni Charm Indonesia Tbk. (UCID) merosot 4,32% ke level Rp1.550 dan saham PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. (SBAT) terkoreksi 1,92% ke level Rp51.

Kinerja manufaktur Indonesia kembali meningkat pada April 2021. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan April 2021 sebesar 54,6 atau naik dari 53,2 pada bulan Maret 2021.

Angka PMI tersebut mencerminkan perbaikan nyata pada kondisi bisnis, seiring dengan lonjakan permintaan baru dan kembalinya bisnis baru dari luar negeri. Dengan bisnis baru mengalami ekspansi tajam, perusahaan manufaktur juga menaikkan volume produksi. Perbaikan volume pada produksi ini ke depannya diharapkan dapat meningkatkan tenaga kerja baru secara umum.

Secara umum, produsen di Indonesia masih sangat optimistis bahwa produksi akan terus menguat, hal ini didorong harapan bahwa pandemi Covid-19 akan berakhir pada tahun mendatang.

Pertanian

Pergerakan sektor pertanian ditopang oleh saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) yang tumbuh 6,36% ke level Rp750, lalu saham PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) naik 2,65% ke level Rp9.675 dan saham PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) menguat 0,88% ke level Rp115.

Untuk saham pemberatnya adalah saham PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN) turun 6,96% ke level Rp214, lalu saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) merosot 4,07% ke level Rp590 dan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) turun 2,59% ke level Rp565.

Dari awal tahun 2021, harga crude palm oil masih terus meningkat dan berhasil mencatatkan kenaikan di atas level RM 4.000 per ton. Adapun, untuk harga CPO pengiriman bulan Juli 2021 berhasil ditutup menguat 0,22% ke RM4.070/ton.

Penguatan CPO masih akan terus berlanjut. Salah satu katalis yang mendukung harga CPO bergerak bullish adalah masih rendahnya stok CPO di Malaysia. Tercatat Palm Oil Inventory dari Malaysia untuk Maret 2021 hanya 1,45 juta ton, atau lebih rendah dari Maret 2020 yang sebesar 1,73 juta ton. 

Produksi di Malaysia masih belum tumbuh signifikan karena permasalahan terkait pekerja yang belum selesai. Sementara itu konsumsi CPO di Indonesia dan Malaysia mengalami kenaikan terutama untuk produk turunan seperti minyak goreng dan margarin beserta penggunaan detergen. 

Industri Dasar

Pergerakan sektor industri dasar ditopang oleh saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) yang tumbuh 16,36%% ke level Rp505, lalu PT Pelat Timah Nusantara Tbk. (NIKL) melesat 7,88% ke level Rp1.095 dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) naik 3,63% ke level Rp1.000.

Adapun pelemahnya didorong oleh saham PT Berkah Beton Sadaya Tbk. (BEBS) turun 6,81%, lalu saham PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA) merosot 4,55% ke level Rp252 dan saham PT Lotte Chemical Titan Tbk. (FPNI) turun 2,61% ke level Rp224

Indonesia Iron and Steel Industry Association menilai penerapan bea masuk anti-dumping Malaysia akan berpotensi menghambat pertumbuhan ekspor produk baja yang selama ini didominasi oleh produk jenis baja tahan karat.

Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) Malaysia menyebutkan bea masuk anti dumping untuk Indonesia ditetapkan sebesar 8,8% hingga 34,82% dan Vietnam 7,81% hingga 23,84%.

MITI menyebutkan bea masuk tersebut setara dengan besaran margin dumping yang telah ditentukan. Bea masuk anti-dumping di atas telah diberlakukan oleh Departemen Bea Cukai Kerajaan Malaysia untuk kurun waktu 5 tahun dari 24 April 2021 hingga 23 April 2026.

Indeks Bisnis-27

Pada bagian lain, Indeks Bisnis-27 kembali bangkit menuju zona hijau bahkan mampu melampaui kinerja indeks komposit yang naik hanya 0,19%. Sementara itu Indeks Bisnis-27 mencetak kenaikan sebesar 0,44% atau 2,12 poin ke level 478,57.

Penguatan saham ditopang oleh saham UNTR yang menguat paling signifikan mencapai 2,98% menuju level 21.575. Kenaikan ini seiring dengan indeks sektor perindustrian yang juga menguat paling tajam di antara indeks sektoral lainnya.

Indeks sektor perindustrian naik 1,16% ke level 960,6. Selain UNTR, mengekor di belakangnya saham MDKA yang juga menopang Indeks Bisnis-27 dengan kenaikan harga saham sebesar 2,81% ke level 2.560. (Bisnis Indonesia Resources Center)






Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.