Asosiasi Semen Ingin agar Pedoman Harga Batu Bara Direlaksasi

Industri semen merupakan salah satu dari sepuluh industri yang masuk dalam daftar kewajiban pasar domestik industri batu bara nasional. 

Rayful Mudassir

18 Okt 2021 - 18.12
A-
A+
Asosiasi Semen Ingin agar Pedoman Harga Batu Bara Direlaksasi

Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia mengkhawatirkan kenaikan harga batu bara di dalam negeri dapat membuat biaya konstruksi perumahan rakyat maupun infrastruktur karena batu bara berkontribusi sekitar 30— 35 persen dari biaya produksi semen.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyarankan agar pemerintah segera mengintervensi pertumbuhan harga batu bara bagi industri semen nasional. Salah satu intervensi yang diharapkan adalah kebijakan khusus terkait relaksasi pedoman harga batu bara bagi industri semen.

"Bila harga semen naik, dampaknya kepada pembangunan perumahan rumah masyarakat, kenaikan biaya infrastruktur, dan [konstruksi] proyek-proyek strategis nasional," kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (18/10/2021).

Semen curah umumnya berkontribusi sekitar 25—28 persen dari total konsumsi nasional. Namun, konsumsi semen curah pada 2020 hanya mencapai 23 persen.

Industri semen merupakan salah satu dari sepuluh industri yang masuk dalam daftar kewajiban pasar domestik industri batu bara nasional. 

Widodo mencatat saat ini harga batu bara yang diterima mayoritas pabrikan semen naik hingga 100 persen.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan harga jual domestik (domestic market obligation/DMO) batu bara mencapai US$70 per ton. Angka itu hanya 46,65 persen dibandingkan dengan harga batu bara acuan untuk ekspor per September 2021.

Harga batu bara acuan (HBA) yang ditentukan pemerintah tercatat melonjak menjadi US$150,03 per ton per September 2021. Angka itu naik US$19,04 per ton dibandingkan dengan Agustus, yakni US$130,99 per ton.

Alhasil, Widodo menilai kondisi produksi industri semen nasional belum dapat kembali ke posisi prapandemi.

BISA BERTAHAN SETAHUN

Sebelumnya, peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman memperkirakan bahwa harga batu bara akan bertahan di atas US$200 per ton selama setahun ke depan.

Dia mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh transisi energi yang dilakukan sejumlah negara maju memakan waktu lama. Hal itu pun perlu ditanggapi dengan membangun industri hilir batu bara, seperti gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).

“Satu tahun ke depan sepertinya masih naik karena untuk persediaan energi bersih itu butuh waktu cukup lama. Tidak bisa sebulan dua bulan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (15/10/2021).

Berdasarkan bursa ICE Newcastle, harga batu bara untuk kontrak Desember 2021 masih cukup memanas hingga US$245.70 ton per metrik ton. Komoditas itu bahkan pernah menembus US$272 per ton pada 10 Oktober 2021 lalu.

Dia menjelaskan bahwa harga batu bara ikut terkerek akibat suplai komoditas itu di pasar global lebih sedikit dibandingkan dengan permintaan.

Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan sejumlah negara dalam menurunkan karbon, seperti China dan Eropa.

“Harga batu bara pasti untuk jangka pendek terus naik sampai di atas US$250 per ton. Sekarang kan sudah tembus di atas US$230 per ton,” terangnya.

Saat ini, pemerintah dunia mulai menggalakkan penggunaan energi bersih untuk menurunkan emisi karbon hingga karbon netral di 2060. Namun, target itu belum ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Hal tersebut akan menjadi katalis kenaikan harga batu bara lebih tinggi.

Penurunan harga, kata dia, akan mulai berlangsung setelah negara maju memiliki infrastruktur pendukung yang cukup untuk energi bersih. Kondisi tersebut menjadi kesempatan bagus bagi produsen batu bara untuk membangun industri hilir komoditas ini.

“Jangan sampai begitu energi bersih di negara maju sudah tinggi dan tidak butuh batu bara lagi, kita baru bergegas membangun hilirisasi dan berteriak minta insentif dari negara,” tuturnya. (Andi M. Arief)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Zufrizal

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.