Aturan Karantina Berdasar Pengukuran yang Matang, Luhut: Taati!

Pemerintah berharap selain dapat mencegah lonjakan kasus selanjutnya, relaksasi ekonomi pun dapat dilakukan secara bertahap.

Akbar Evandio, Aprianus Doni Tolok & Fitri Sartina Dewi

15 Des 2021 - 15.54
A-
A+
Aturan Karantina Berdasar Pengukuran yang Matang, Luhut: Taati!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pelaku perjalanan menaati aturan karantina yang telah dibuat berdasarkan perhitungan matang./Antara

Bisnis, JAKARTA - Seluruh pelaku perjalanan diminta untuk menaati aturan karantina 10 hari usai melakukan perjalanan luar negeri. Aturan karantina tersebut telah dibuat melalui pengukuran yang matang. Pemerintah berharap selain dapat mencegah lonjakan kasus selanjutnya, relaksasi ekonomi pun dapat dilakukan secara bertahap.

“Sekali lagi saya sampaikan karantina ini pun ada diskresi, tidak serta merta kita juga kaku [dengan aturan] itu, tidak sama sekali,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Hal itu disampaikan Luhut dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 (BIBC 2022), di Jakarta, Rabu (15/12/2021).

Menurut Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini aturan karantina pun telah melalui pengukuran yang matang. 

Luhut mencontohkan, pada persiapan G20 di Bali pemerintah memberikan diskresi bagi tamu dari luar negeri yang datang ke Indonesia. 

“Kemudian belum lama ini datang [Menlu Amerika Serikat] Antony Blinken, itu juga kami beri diskresi dan itu berlaku universal," ujar Luhut.

Dia menegaskan semua itu sudah dihitung karena mereka melakukan prosedur yang sama sebelum datang ke Indonesia.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan keputusan yang dibuat pemerintah merupakan hal yang telah direncanakan secara terukur. 

Dia meyakini keberhasilan menurunkan kasus Covid-19 dengan cepat dan pembukaan penyekatan ruang gerak masyarakat secara bertahap juga mampu menahan perlambatan perekonomian.

“Saat ini keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 disebabkan kebijakan PPKM sehingga potensi kasus mampu diturunkan dengan cepat dan dijaga dalam tingkat yang rendah,” kata Luhut.

Tak Perlu Jemawa

Luhut mengingatkan meskipun Indonesia berhasil melakukan pengendalian saat pandemi Covid-19, kewaspadaan tetap diperlukan.

“Di sini saya tetap akan ingatkan agar semua pihak tidak jemawa. Meskipun kita sudah 152 hari mampu menekan Covid-19, tetapi [pandemi] ini belum selesai. Nah, kita berharap tahun depan mungkin pada Januari [2022], apakah kita sudah bisa masuk endemi. Ini tentu kerja sama kita semua,” ujarnya.

Luhut menjelaskan salah satu strategi pemerintah saat ini adalah menjaga akses masuk pelaku perjalanan internasional ke Indonesia dengan lebih ketat. Hal itu dilakukan untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia.

“[Pengetatan] Itu ada alasannya, karena kita tidak mau Omicron masuk ke Indonesia. Meskipun sekarang data jelas mengatakan Omicron tidak mematikan, tetapi tetap harus berjaga-jaga,” ujar Luhut.

Luhut pun berharap tidak ada yang menyebarkan isu miring terkait penanganan Covid-19 di Indonesia hingga menyebabkan keresahan di tengah masyarakat.

“Jangan ada yang terus merasa lebih pintar, kami [pemerintah membuat kebijakan dengan] melihat dari semua angle karena negara ini juga harus jalan. Saya bersama tim memonitor ini secara harian serta dengan Kemenkes juga melihat ini setiap hari,” ujarnya.

Pemerintah, lanjut Luhut, akan terbuka terhadap pihak yang ingin turut berdikskusi dan menyampaikan gagasan untuk penanganan Covid-19. Dia meyakini dengan pengelolaan yang baik akan dihasilkan kebijakan yang tepat.

“Bila ada yang melihat belum jelas, tolong jangan berkomentar. Tanya saja kami. Jangan membuat masyarakat menjadi galau, kami tidak mengatakan bahwa kami lebih pintar tetapi karena data lebih banyak di kami dan lebih terintegrasi, maka kami bisa mengklaim bahwa penanganan pandemi sudah lebih baik dari Juni dan Juli 2021,” tuturnya.

Luhut mengatakan, keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, kebangkitan ekonomi juga akan didorong oleh upaya transformasi ekonomi, beralih dari bergantung pada komoditas menuju ke industri bernilai tambah.

Menurutnya, berbagai progres program hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) akan memperkuat struktur perekonomian Indonesia agar lebih tahan menghadapi tantangan ekonomi global dan lebih merata.

“Upaya transformasi ekonomi akan membawa ekonomi Indonesia tumbuh lebih kuat dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, mendukung pencapaian Indonesia Maju sesuai Visi Indonesia 2045,” ungkap Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.