Bisnis, JAKARTA — PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) tengah mempersiapkan peluncuran klaster hunian baru, Cendana Cove, yang menjadi bagian dari Cendara Series. Rencananya perseroan meluncurkan klaster tersebut pada awal Desember mendatang.
CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa perseroan telah membuktikan keberhasilan penjualan rumah yang terus meningkat dengan melakukan delapan kali peluncuran Cendana Series sepanjang 2020—2021 yang selalu habis terjual dalam waktu rata-rata 3 jam.
“Pada awal Desember 2021 LPKR mempersiapkan penjualan rumah tapak segmen menengah atas mulai harga Rp800 juta Cendana Cove,” ujarnye melalui siaran pers, Rabu (24/11/2021).
Menurutnya, LPKR telah meningkatkan prapenjualan 9 bulan pertama tahun 2021 menjadi Rp3,9 triliun dan telah mencapai 93 persen dari target 2021 sebesar Rp4,2 triliun. Dengan peluncuran Cendana Cove pada kuartal IV/2021, lanjutnya, LPKR akan berhasil bahkan melampaui target prapenjualan tahun 2021.
Sebelumnya, Indonesia Property Watch (IPW) merilis laporan Tren Penjualan Perumahan Kuartal III/2021 di wilayah Jabodetabek-Banten mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 53,5 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
CEO IPW Ali Tranghanda menyatakan bahwa hingga kuartal III/2021 pasar perumahan terfokus pada segmen menengah atas. Penjualan rumah tertinggi di segmen tersebut ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya dengan rata-rata sebesar 66,9 persen dari jumlah pasar.
“Segmentasi pasar terus bergeser ke segmen menengah sampai atas. Peningkatan penjualan cukup tinggi di segmen Rp1 miliar ke atas,” ujarnya.
Gambar salah satu tipe hunian di klaster Cencana Cove.-cendanahomes.com
Sementara itu, minat masyarakat terhadap properti tidak pernah surut meski pada masa pandemi. Pada kuartal III/2021 pertumbuhan nilai penjualan properti mengalami peningkatan 53,5 persen.
Rumah tapak masih mendominasi pilihan para pembeli untuk ditempati karena selain sebagai tempat tinggal dan tempat berbisnis, rumah tapak juga merupakan instrumen investasi.
Menurut Bank Indonesia, Indeks Harga Properti Residensial dapat memberikan keuntungan 5 persen per tahun, lebih unggul dibandingkan dengan bunga deposito yang rata-rata 3 persen per tahun.
John menuturkan bahwa rumah merupakan kebutuhan yang riil. Saat ini konsumen sudah memiliki daya beli sehingga terjadilah permintaan pasar lebih tinggi dibandingkan dengan unit yang tersedia.
Dengan pendapatan per kapita Indonesia sekitar US$3.900 dan suku bunga perbankan cenderung turun menjadikan kemampuan masyarakat meningkat.
“Kami sebagai pengembang harus inovatif untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang sangat besar. Dari 80 juta rumah tangga di Indonesia dalam 10 tahun ke depan akan naik 20 persen berarti akan tercipta pasar 16 juta rumah tangga. Katakanlah, sebanyak 50 persen merupakan pasar rumah bersubsidi, sisa 50 persen adalah segmen rumah menengah Rp1 miliar ke atas. LPKR saja baru dapat menyediakan sekitar 3.000-an unit rumah per tahun.”
Menurut survei internal LPKR, kata John, kalangan milenial yang merupakan pembeli rumah untuk ditempati langsung sangat tertarik untuk membeli rumah harga dibawah Rp2 miliar.
Bagi kalangan milenial, properti sudah seperti dunia fesyen yang kini bukan selalu mengenai merek–mahal, melainkan juga keterjangkauan serta kegunaannya terbaik.
“Untuk itulah, maka kami membangun rumah dengan desain tropical modern yang memberi kesan hangat sesuai dengan karakteristik milenial yang sangat peduli dengan energy efficiency. Melihat pangsa pasar milenial yang sangat besar hingga 60 persen, kami sangat paham bahwa dalam 10—20 tahun ke depan, properti akan menjadi the best investment,” ujar John.