Bisnis, JAKARTA— Industri layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi atau financial technology lending (fintech lending) mampu membalikkan kinerja setelah mengalami kerugian.
Industri layanan fintech lending atau biasa juga disebut dengan pinjaman online tersebut membukukan laba bersih senilai Rp50,48 miliar pada Januari 2023. Jika dibandingkan dengan posisi Januari 2022, fintech lending terpantau mengalami kerugian sebesar Rp16,14 miliar. Bukan hanya itu, pada posisi Desember 2022, fintech lending juga masih rugi senilai Rp41,05 miliar.
Adapun berdasarkan data Statistik Fintech Lending periode Januari 2023 yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (27/2/2023), perolehan laba bersih fintech lending berasal dari jumlah pendapatan operasional yang tumbuh dua digit pada Januari 2023.
OJK mencatat jumlah pendapatan operasional naik 81,79 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp998,79 miliar dari sebelumnya bernilai Rp549,41 miliar. Total pendapatan yang dimiliki fintech lending salah satunya ditopang oleh meningkatnya pos pendapatan atas denda hingga 140 persen yoy. Nilainya naik dari Rp9,52 miliar pada Januari 2022 menjadi Rp22,82 miliar per Januari 2023.