Banjir Peminat, Kuota Penjualan ST008 Ludes Sebelum Waktunya

Melimpahnya likuiditas investor ritel dan return yang lebih optimal dibandingkan dengan deposito menjadikan instrumen sukuk tabungan (ST) seri ST008 masih dicari oleh masyarakat.

Ika Fatma Ramadhansari & Lorenzo Anugrah Mahardhika

10 Nov 2021 - 19.02
A-
A+
Banjir Peminat, Kuota Penjualan ST008 Ludes Sebelum Waktunya

Ilustrasi skema investasi/Freepik.com

Bisnis, JAKARTA — Minat investor terhadap instrumen surat berharga negara (SBN) ritel jenis green sukuk tabungan seri ST008 cukup tinggi, kendati kupon yang ditawarkan instrumen ini sudah sangat rendah jika dibandingkan dengan seri-seri SBN ritel sebelumnya.

Minat yang tinggi ini terbukti dari habisnya kuota pemesanan instrumen ini yang sebesar Rp4,3 triliun, padahal masa penawaran tinggal 7 hari lagi, yakni hingga pekan depan, Rabu (17/11).

Adapun, kupon yang ditawarkan instrumen ini yakni hanya 4,8% per tahun. Kupon ini bahkan lebih rendah dibandingkan kupon SBN ritel seri ORI020 yang terbit bulan lalu yang sebesar 4,95%. Dengan demikian, kupon yang ditawarkan ST008 ini lagi-lagi menjadi kupon terendah SBN ritel sepanjang masa.

Hanya saja, kupon yang diberikan pemerintah terhadap instrumen yang bertenor 2 tahun ini bersifat floating with floor atau mengambang dengan batas bawah. Artinya, jika suku bunga BI 7 Days Repo Rate (BI 7DRR) turun lagi, kuponnya tidak akan turun. Namun, jika BI 7DRR naik, kuponnya akan naik.

Adapun, dengan kupon sebesar 4,80%, artinya spread atau selisih antara kupon ST008 dengan BI 7DRR adalah 130 bps. Dengan demikian, jika BI 7DRR dinaikkan sebesar 25 bps di masa mendatang, tingkat kupon ST008 juga otomatis akan bertambah 25 bps sehingga selisihnya tetap 130 bps.

Hal ini memberikan peluang peningkatan kuponnya di masa mendatang, apalagi peluang Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuannya cukup terbuka jika ekonomi berbalik menguat di masa mendatang.

Chief of Retail and SME Business Bank Commonwealth Bank Ivan Jaya menyampaikan kuota nasional untuk ST008 sendiri telah habis sejak hari ke-3 masa penawaran yang dimulai pada Senin (1/11) lalu. Bank Commonwealth sendiri juga telah melampaui target penjualan untuk ST008.

“Sejalan dengan habisnya kuota nasional, penjualan ST008 di Bank Commonwealth sampai dengan hari ini juga sudah melampaui target yang ditetapkan di awal,” ungkap Ivan kepada Bisnis, Rabu (10/11).

Menurutnya, terdapat beberapa daya tarik dari obligasi ritel seri ST008. Ivan menilai, imbal hasil yang ditawarkan oleh pemerintah pada penerbitan ST008 saat ini masih atraktif jika dibandingkan dengan produk tradisional bank seperti deposito.

Selain itu, ungkapnya, fitur imbal hasil floating with floor yang dimiliki oleh ST008 menjadi daya tarik tambahan untuk nasabah berinvestasi di ST008.

Jika dilihat dari hasil penerbitan SBN ritel sejauh ini, menurutnya saat ini makin banyak masyarakat yang teredukasi untuk berinvestasi, khususnya pada produk SBN ritel karena dinilai aman sebab pokok dan imbal hasilnya dijamin oleh pemerintah melalui undang-undang.

“Hal ini membuat investor pemula tertarik untuk mulai berinvestasi di ST008,” paparnya. 

Tidak hanya itu, sambungnya, makin mudahnya berinvestasi melalui fasilitas digital, seperti di Bank Commonwealth yang menawarkan ST008 di aplikasi CommBank SmartWealth, juga membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi.

Ivan sendiri menjelaskan bahwa aplikasi yang dimiliki Bank Commonwealth sendiri dilengkapi dengan fitur digital advisory sehingga nasabah dapat bertransaksi reksa dana, obligasi ritel, dan melihat portofolio investasi secara lengkap dari mana saja dan kapan saja.

Senada dengan itu, Chief Research and Business Development Officer Bareksa Ni Putu Kurnia Sari menyampaikan bahwa minat investor di Bareksa sebagai salah satu mitra distribusi atau midis penjualan obligasi ritel seri ST008 ini juga tinggi.

Kendati demikian, karena kuota penawaran obligasi ritel kali ini terbatas, dia mengakui bahwa masih banyak nasabahnya yang tidak bisa ikut berpartisipasi.

“Di Bareksa minatnya juga tinggi dan sudah melebihi target, tetapi sayangnya kuotanya kali ini terbatas. Jadi, masih banyak user kami yang kehabisan kuota,” tuturnya secara terpisah kepada Bisnis.

Vice President of Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan suku bunga deposito menjadi salah satu hal yang mendorong permintaan tinggi obligasi ritel seri ST008, selain juga karena meningkatnya keyakinan konsumen.

Menurutnya, kenaikan keyakinan konsumen, terutama dari sisi ekspektasi pendapatan, mendorong para pemilik dana untuk mendiversifikasi portofolionya kepada aset-aset non-deposito, seperti obligasi, reksa dana, maupun saham.

“Dari kondisi tersebut, attractiveness dari seri ini juga meningkat. Dengan habisnya kuota pemesananan, diperkirakan pemerintah cenderung tidak akan menambah kuota, sejalan dengan kebutuhan pembiayaan yang sudah terpenuhi hingga akhir tahun,” ungkapnya kepada Bisnis.

Josua memperkirakan, pembatasan kuota dari sisi pemerintah diimplementasikan guna membatasi peningkatan interest payment di tahun-tahun mendatang.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwa faktor lain yang mendorong tingginya minat investor terhadap ST008 adalah masih tingginya tingkat likuiditas investor ritel pada akhir tahun. Oleh karena itu, mereka masih mencari instrumen investasi yang berisiko rendah dan menguntungkan.

Dari sisi return, Wawan mengatakan ST008 juga menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan instrumen sejenis seperti deposito, meski ditawarkan dengan kupon yang lebih rendah dibandingkan seri sebelumnya.

Ia mengatakan, investasi pada deposito dikenakan pajak sebesar 20%, sedangkan investasi pada instrumen obligasi ritel seperti ST008 hanya dikenakan pajak sebesar 10%. Hal tersebut membuat ST008 memberikan return yang lebih tinggi secara tahunan dibandingkan dengan deposito.

“Instrumen ini juga cocok untuk investor ritel yang horizon investasinya jangka pendek, karena ST008 bertenor 2 tahun,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.