Banyak Manfaat, Minat Apartemen Bersertifikat Hijau Minim

Konsumen belum memiliki kesadaran atas krisis iklim dan masih memilih hunian dengan pertimbangan budget.

Jaffry Prabu Prakoso

27 Agt 2022 - 13.13
A-
A+
Banyak Manfaat, Minat Apartemen Bersertifikat Hijau Minim

JAKARTA – Konsultan properti KnightFrank Indonesia mengatakan bahwa gedung apartemen berkonsep environmental, social, and governance (ESG) merupakan kebutuhan di tengah krisis iklim yang mengancam. Sayangnya, masih butuh komitmen dan kerja keras untuk membangun minat konsumen.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan bahwa dengan kondisi lingkungan saat ini, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan.

"Dalam jangka panjang, gedung berkonsep green building termasuk apartemen menjadi kebutuhan. Mengingat efisiensi sumber daya alam dan energi sudah sangat urgent untuk diperhitungkan lebih cermat," katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (26/8/2022).


Ilustrasi green building/Reuters


Dia melihat konsumen belum memiliki kesadaran tersebut dan masih memilih secara pragmatis kebutuhan huniannya sesuai dengan kapasitas budget yang dimiliki.

Untuk dapat mewujudkannya, seluruh pihak mesti ikut andil sehingga mulai dari membangun kesadaran terkait urgensi gedung ESG. Tetapi, dia mengatakan bahwa kendala terbesar saat ini yaitu nilai investasi pembangunan yang cukup tinggi.

Menurutnya, nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun gedung ESG bisa lebih besar 30 persen sampai 40 persen dibandingkan dengan gedung pada umumnya. Tetapi, tidak menutup kemungkinan minat pasar dapat terbuka lebar jika ada keuntungan dan manfaatnya yang menarik.

"Secara praktis, pengembang dan konsumen akan berminat menjadikan apartemen hijau sebagai alternatif, jika keuntungan atau manfaatnya tangible," paparnya.

Syarifah mencontohkan sejumlah manfaat yang mestinya ditawarkan untuk menarik minat pasar, seperti efisiensi dalam iuran pengelolaan lingkungan (IPL) atas efisiensi listrik dan air, meskipun harga beli dan jual per unit relative lebih mahal.

Di sisi lain, untuk waktu dekat, masifnya gedung ESG dapat terwujud jika ada apresiasi berupa insentif yang dapat mendorong minat pengembang dan konsumen bergerak ke arah green building.

"Sehingga tidak hanya keuntungan tidak langsung [jangka panjang], namun keuntungan langsung dapat dirasakan oleh pengembang dan konsumen," jelasnya.

Cardon Reduce Commitment (CRC), yaitu skema pengurangan emisi karbon secara intensif sedianya dapat dilabeli kepada konsumen dan pengembang yang memilih green building. CRC sudah intens dilakukan di Inggris dan diterapkan di sektor publik maupun swasta.



Hal tersebut diyakini dapat berkontribusi mengurangi emisi karbon hingga 1,2 juta ton per tahun. Syarifah menilai label tersebut dapat dijadikan portofolio yang memberikan value-added asset atau aset pertambahan nilai baik bagi konsumen dan terlebih bagi pengembang.

Sebagai informasi, ada enam kriteria gedung hijau yang ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI), yaitu mempertimbangkan tepat guna lahan atau appropriate site development (ASD), menciptakan efisiensi, dan konservasi energi atau energy efficiency and conservation (EEC).

Kemudian, membangun konservasi air atau water conservation (WAC), menggunakan material berstandar hijau atau material resources and cycle (MRC), meningkatkan kenyamanan dan kesehatan area atau indoor health and comfort (IHC), serta perencanaan lingkungan bangunan atau building and environmental management (BEM). (Afiffah Rahmah Nurdifa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.