Belajar dari Covid Eropa, Ini Sejumlah Hal yang Perlu Diwaspadai

Covid di Eropa menjadi perhatian dunia. Inggris menjadi wilayah yang pertama kali menemukan subvarian delta dengan kemampuan menular sekitar 15 persen lebih kuat dari varian delta.

Aprianus Doni Tolok

9 Nov 2021 - 12.43
A-
A+
Belajar dari Covid Eropa, Ini Sejumlah Hal yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi - Eropa menjadi episentrum baru wabah Covid terkait varian delta. Indonesia perlu waspada./Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Eropa masih menjadi perhatian dunia terkait merebaknya subvarian delta dan lonjakan kasus positif dan kematian akibat infeksi Covid-19.

Laman wordlometers.info hari ini melaporkan hingga pukul 05:24 GMT (12.24 WIB), Selasa 9 November 2021, kasus Covid di Rusia tercatat sebanyak 8,834,495. Angka kematian berjumlah 248.004, dan kasus sembuh 7.587.560.

Sementara itu, di Inggris Raya, kasus Covid mencapai 9.333.891. Angka kematian mencapai 141.862, dan kasus sembuh 7.629.990.

Inggris menjadi perhatian karena di wilayah itu pertama kali ditemukan subvarian delta dengan kemampuan menular sekitar 15 persen lebih kuat dari varian delta.

Sementara itu, Rusia menjadi perhatian karena lonjakan kasus yang terjadi di sana. Selain itu, Rusia juga sedang menerapkan penguncian. Moskow dikunci selama sepekan akibat lonjakan kasus Covid-19.

Terkait kondisi yang terjadi di Eropa, Presiden Jokowi meminta Indonesia belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang tiba-tiba mengalami kembali lonjakan kasus Covid-19.

Presiden meminta jajarannya dan seluruh masyarakat Indonesia tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah kembali terjadinya lonjakan Covid-19 seperti yang saat ini dialami beberapa negara di Eropa.

Arahan dari Presiden Jokowi itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menyatakan bahwa Indonesia harus belajar dari lonjakan Covid-19 yang dialami negara-negara di Eropa.

"Dalam Ratas yang dipimpin Presiden siang ini, beliau [Presiden Jokowi] menyampaikan bahwa kita harus betul berhati-hati dan belajar dari pengalaman negara-negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus harian cukup besar akibat lalainya masyarakat menerapkan protokol kesehatan," kata Luhut dalam keterangan pers secara virtual, Senin (8/11/2021).

Luhut menyatakan pemerintah juga terus berupaya mencegah masuknya varian baru Covid-19 dari luar negeri, khususnya varian delta AY.4.2 yang telah terdeteksi di beberapa negara.

“Itu [varian delta AY.4.2] sudah ada dari Inggris dan masuk ke Malaysi, varian delta AY.4.2 ini harus diwaspadai. Jadi bukan tidak mungkin, nanti kalau orang datang dari luar [negeri] kita bisa lakukan mungkin karantinanya naik jadi 7 hari,” ujar Luhut.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban menyampaikan penyebab kasus Covid-19 di Benua Biru bisa kembali naik. 

“Kebangkitan Covid-19 Eropa. Beberapa cabut pembatasan dan lepas masker. Vaksin tersedia, tapi banyak penolakan," kata Zubairi dikutip dari akun Twitter @ProfesorZubairi, Senin (8/11/2021).

Lebih lanjut, Zubairi mengungkapkan 13 dari 45 negara, mengalami peningkatan kasus Covid-19 hingga mencapai dua kali lipat.

"Kematian di atas 1.000 per hari di Rusia. Negara yang kasus dan kematiannya tinggi ada di peringkat bawah vaksinasi,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah beberapa negara di Uni Eropa Timur telah mengumumkan pengetatan bagi kegiatan penduduknya.

Pada pekan ketiga bulan lalu, Negara Baltik yang memiliki populasi hingga 1,9 juta orang ini akan menutup bar dan pertokoan. Latvia juga akan menerapkan pembatasan dan melanjutkan sekolah jarak jauh.

Negara lainnya juga tidak akan berbeda jauh. Negara tetangga Estonia ini mungkin akan menyusul jika situasi di sana menjadi jauh lebih buruk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai cakupan vaksin yang tidak merata dan pelonggaran prokes telah membawa Eropa kembali ke titik kritis pandemi Covid-19.

Jumlah kasus di benua biru itu mendekati rekor dan diperkirakan jika lonjakan terus terjadi kasus kematian akan mencapai 500.000 kasus pada Februari tahun depan. (Fitri Sartina Dewi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.