Bisnis, JAKARTA - Belanja negara terhadap belanja energi baik bahan bakar minyak, listrik hingga gas diperkirakan bakal membengkak seiring dengan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa dari sisi APBN, setiap pelemahan rupiah sebesar Rp100 per dolar AS berpotensi meningkatkan pendapatan negara sekitar Rp 4 triliun. Akan tetapi, pelemahan tersebut memberikan konsekuensi terhadap meningkatnya belanja negara sekitar Rp 10,20 triliun.
Artinya, setiap pelemahan rupiah sebesar Rp100 per dolar AS berpotensi meningkatkan defisit APBN sekitar Rp6,20 triliun. Peningkatan harga minyak (ICP) juga memberikan dampak negatif terhadap kondisi fiskal Indonesia.
Lebih lanjut, setiap peningkatan harga minyak sebesar 1US$ per barel berpotensi meningkatkan pendapatan negara sekitar Rp 3,6 triliun. Akan tetapi, peningkatan tersebut memberikan dampak terhadap meningkatnya belanja negara sekitar Rp 10,10 triliun.