Benarkah Pemodal Ventura Milik BUMN Kurang Nasionalis?

Selain potensi keuntungan modal (capital gain) dan pengembalian finansial dari investasi,  aspek sinergi dengan grup perusahaan menjadi pertimbangan pemodal ventura lokal hobi berinvestasi ke perusahaan rintisan (startup) asing.

4 Agt 2021 - 21.25
A-
A+
Benarkah Pemodal Ventura Milik BUMN Kurang Nasionalis?

Ilustrasi investasi./istimewa

Bisnis, JAKARTA — Para pemodal ventura lokal, khususnya milik BUMN, dinilai perlu lebih memerhatikan pendanaan kepada perusahaan rintisan domestik. Terlebih, belakangan ini, mereka terpantau lebih mengikuti tren memacu investasi ke startup di luar negeri.

Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri memiliki potensi untuk tumbuh dan tidak kalah dibandingkan dengan perusahaan rintisan luar negeri. 

Tidak hanya itu, potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar—bahkan terbesar di Asia Tenggara—seharusnya memberi manfaat banyak bagi perusahaan rintisan dalam negeri. Hal tersebut dapat terwujud dengan dukungan pendanaan yang cukup.

"Potensi startup di Indonesia tidak kalah ataupun lebih besar dibandingkan pasar luar negeri," kata Dianta, Rabu (4/8/2021).

Sekadar informasi, berdasarkan laporan Google, Temasek dan Bain&Company, potensi ekonomi digital di Indonesia pada 2025 mencapai US$113 miliar. 

Pada 2019, ekonomi digital Indonesia tercatat yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai US$40 miliar. 

Kondisi tersebut tidak terlepas dari jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak—dengan 202 juta pengguna internet—dan adopsi digital di masyarakat.

Dianta mengusulkan, alih-alih mengembangkan perusahaan rintisan di luar negeri, investor lokal lebih baik membawa para perusahaan rintisan dalam negeri untuk ekspansi ke luar negeri. 

Senada, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan perusahaan modal ventura lokal, khususnya milik BUMN, seharusnya membantu perusahaan dalam negeri berkembang. 

Dana yang berhasil dihimpun, kata Tesar, digunakan untuk kemajuan perusahaan rintisan dalam negeri, bukan untuk mencari keuntungan di luar negeri.

“Walaupun pelat merah, Investor lokal ini kapiltalismenya lebih didahulukan. Harusnya tidak seperti itu,” kata Tesar. 

Sebelumnya, beberapa perusahaan investor lokal gencar menyuntikan dana ke perusahaan rintisan luar negeri.

MDI Ventures, perusahaan modal ventura milik  milik PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), menjadi salah satu investor lokal yang gemar menaruh dana di perusahaan rintisan luar negeri.

MEMBUAHKAN HASIL

Dihubungi secara terpisah, CEO MDI Ventures mengeklaim upaya investasi perseroan kepada startup di luar negeri terbukti lebih membuahkan hasil bagi TLKM maupun Indonesia secara umum.

Donald mengatakan sekitar 50% atau sekitar 28 dari 54 perusahaan rintisan yang telah didanai MDI berada di luar negeri.  

Perusahaan tersebut berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Australia, Jepang, Selandia Baru, dan lain sebagainya. 

Dia menjelaskan tantangan menyuntik modal untuk startup asing adalah melakukan analisis kesempatan perusahaan rintisan tersebut untuk masuk ke pasar Indonesia dan juga peluang kerja sama dengan Telkom Group dalam jangka waktu dekat. 

Selain itu, analisis harus memperhitungkan risiko kegagalan startup yang didanai atau jika investasi yang digelontorkan tidak membuahkan hasil. 

“Akibatnya walaupun capital gain kami dapat, nilai sinergi di Telkom minim. Di situasi itu, kami pegang terus share-nya, tetapi kemungkinan akan divestasi di waktu yg tepat,” kata Donald kepada Bisnis, Rabu (4/8/2021). 

Donald berharap, dengan investasi yang digelontorkan, MDI dapat membawa teknologi yang relevan bagi Telkom dan Indonesia.

Tugas MDI, kata Donald, juga sebagai jembatan bagi Telkom dan BUMN ke perusahaan digital dan ekosistem digital yang mereka bangun.

“Tentunya tidak semua leading player di Indonesia. Karena itu kami juga investasi pada pemain-pemain di luar negeri dengan tujuan membawa mereka bekerja sama dengan Telkom,” kata Donald.  

Logo MDI Ventures, perusahaan modal ventura di bawah naungan Telkom Group./dok. MDI 

Untuk diketahui, pada 2020 MDI telah berinvestasi ke 15 perusahaan rintisan baru. Pada tahun ini, jumlah perusahaan rintisan yang bakal disuntikan modal tidak jauh berbeda. 

Adapun, modal yang disiapkan untuk diinvestasikan sekitar US$200 juta atau setara dengan Rp2,8 triliun.

Dana tersebut merupakan bagian dari dana yang berhasil dihimpun MDI Ventures pada Agustus 2020, yaitu sekitar US$500 juta. Sebesar US$100 juta dari total uang tersebut telah dihabiskan pada 2020.  

Sebelumnya, Nium, salah satu perusahaan rintisan yang didanai oleh MDI, berhasil menyandang predikat unikorn karena valuasi yang dibukukan mencapai US1 miliar. 

Platform layanan keuangan global berbasis di Singapura itu sempat memperoleh pendanaan dari MDI Ventures di putaran Seri C pada Oktober 2018.

Pendanaan tersebut bertujuan mendukung Nium untuk menjadi mitra lokal dalam ekspansinya di Indonesia, dengan menyediakan platform dan mengamankan lisensi pembayaran Indonesia hingga mengoperasikan layanan remitansi B2B.

BERBAGAI FAKTOR

Sisi lain, Mandiri Capital Indonesia (MCI) tidak memusingkan letak geografis perusahaan rintisan. Selama dapat memberi manfaat, MCI terbuka untuk berinvestasi.

“Kami tidak terlalu fokus ke dalam atau luar negeri.  Lebih penting cocok dan ada manfaat untuk Mandiri Group dan Indonesia,” kata CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro kepada Bisnis, Rabu (4/8/2021). 

Eddi mengatakan beberapa perusahaan rintisan yang didanai Mandiri Capital memiliki holding di Singapura dan beroperasi di Indonesia.

Beberapa perusahaan rintisan lainnya, telah ekspansi ke luar negeri seperti Investree. 

Dalam mendukung perusahaan rintisan yang ekspansi keluar negeri, Mandiri Capital Indonesia berupaya memberikan permodalan, agar laju ekspansi berjalan mulus. 

Merujuk pada laman resminya, Mandiri Capital telah berinvestasi kepada 14 perusahaan rintisan.

Mayoritas merupakan perusahaan rintisan yang bergerak di bidang finansial teknologi. 

Mandiri Capital Indonesia juga telah menaruh modal di 2 unikorn yang saat ini dalam jalur untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) yaitu Gojek dan Bukalapak. 

Mengenai investasi di perusahaan rintisan yang berada di luar negeri, Eddi yang juga menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo), mengatakan regulasi dan juga pasar di negara lain menjadi perhatian khusus para investor lokal.

“Bahasa dan budaya juga menjadi perhatian. Sepertinya investor lebih suka perusahaan rintisan yang bisa ekspansi atau punya operasi di beberapa negara daripada hanya satu [negara]” kata Eddi. 

Sementara itu, Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) mengungkapkan investasi yang digelontorkan investor lokal ke perusahaan rintisan luar negeri didorong oleh beberapa faktor, salah satunya hubungan sinergi. 

Investor lokal sangat berhati-hati untuk investasi ke luar negeri. 

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan selain potensi keuntungan modal (capital gain) dan pengembalian finansial dari investasi,  aspek sinergi dengan grup perusahaan menjadi pertimbangan bagi investor lokal dalam berinvestasi ke perusahaan luar negeri. 

Investor lokal lebih berhati-hati dalam berinvestasi ke perusahaan luar negeri karena belum terlalu mengetahui seluk beluk kondisi pasar dan budaya di luar negeri. 

“Berbeda dengan bursa yang sudah dibilang aman dan governed by financial authority. Kalau investasi ke perusahaan privat belum tentu,” kata Edward. 

Adapun bagi perusahaan rintisan yang sudah melalui Seri B,  kata Edward, biasanya investor cukup aman untuk berinvestasi.  

Hal tersebut karena secara kematangan, perusahaan rintisan seri B terbilang cukup baik. Mereka telah memenuhi kepatuhan dan tata kelola yang merupakan permintaan dari investor. 

“Sedangkan dari sisi peluang tentu seperti biasanya tetap melihat dari aspek pangsa pasar, pertumbuhan, model bisnis dan kompetisi,” kata Edward. 

Reporter : Leo Dwi Jatmiko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.