Benarkah TNI Disusupi PKI? Menhan Prabowo Diminta Bicara

Pakar komunikasi politik Hendri Satrio mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk angkat bicara terkait tudingan Gatot Nurmantyo bahwa TNI disusupi PKI.

Akbar Evandio & Jaffry Prabu Prakoso

28 Sep 2021 - 18.26
A-
A+
Benarkah TNI Disusupi PKI? Menhan Prabowo Diminta Bicara

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (20/1/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis, JAKARTA - Dugaan TNI disusupi PKI dinilai perlu mendapat tanggapan dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sebelumnya, Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo menyebut hilangnya patung sejumlah tokoh penumpasan G30S/PKI sebagai indikasi TNI disusupi PKI.

Pakar komunikasi politik Hendri Satrio mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk angkat bicara terkait tudingan Gatot Nurmantyo.

Hendri mengaku masih menunggu komentar Menhan Prabowo terkait hilangnya patung sejumlah tokoh penumpas G30S/PKI dari museum di  Makostrad TNI AD tersebut.

“Tentang tudingan Pak Gatot Nurmantyo, hilangnya patung Sejumlah tokoh penumpas G30S/PKI di Makostrad, saya pilih menunggu komentar Pak Prabowo Subianto aja dulu, boleh ya Bang @Dahnilanzar [Juru Bicara Prabowo], terima kasih,” tulis Hendri melalui akun twitter @satriohendri, Selasa (28/9/2021).

Sekadar informasi, Museum Kostrad kini tengah menjadi sorotan. Hal itu terjadi karena hilangnya diorama dan patung-patung tokoh militer terdahulu di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta.

Hilangnya diorama dan patung-patung tersebut membuat mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menilai hal tersebut sebagai indikasi komunis masih ada di Indonesia dan menyusup ke institusi TNI.

Dugaan itu muncul karena barang-barang yang dihilangkan berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama.

Adapun, patung yang hilang adalah patung Presiden ke-2 RI Soeharto, Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD).

Hendri mengatakan upaya pembongkaran diorama atau patung tokoh militer tersebut seharusnya tidak perlu terjadi.

“Untuk apa dihilangkan patungnya. Ini aset negara dan justru tidak menguntungkan pemerintaan saat ini, terutama menjelang akhir September yang jadinya isu ini berkembang ke mana-mana salah satunya kebangkitan PKI, penyusupan ideologi komunis di TNI, dan isu lainnya,” tuturnya.

Hendri melanjutkan, Prabowo saat ini menjadi sosok penting untuk memberikan komentar karena dirinya merupakan perwira dan prajurit yang berada di sisi antikomunis dan merupakan tokoh yang dipandang di pemerintahan.

“Jadi, dia memang harus mengomentari perihal ini untuk meredam isu ini agar tidak berkembang ke arah yang tidak baik,” ujarnya.

Ilustrasi- Prajurit baru Cakra yang sedang mengikuti latihan standarisasi prajurit Kostrad gelombang IV TA 2017 sedang mengunjungi Museum Dharma Bhakti Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2017)./kostrad.mil.id/Penkostrad

Hendri berharap ke depan pemerintah lebih jeli dan berhati-hati dalam melakukan langkah dan menjaga agar tidak terjadi atau muncul isu-isu yang berkaitan dengan luka lama Indonesia, yaitu komunisme.

“Sudahlah, isu seperti ini sebaiknya dikelola oleh pemerintah agar tidak keluar [ke masyarakat], perlu dijaga, dan disikapi dengan baik agar tidak perlu ada lagi isu komunisme dan perbuatan yang bisa memunculkan kembali nostalgia negatif, khususnya karena PKI dan komunisme sebagai penyulutnya,” kata Hendri.

Komentar Netizen

Hilangnya patung Presiden ke-2 RI Soeharto, Letjen TNI Sarwo Edhie, dan Jenderal AH Nasution di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad ramai jadi pembicaraan.

Hilangya patung tokoh penumpasan G30S/PKI ini terkuak setelah diskusi bertajuk "TNI Vs PKI" yang digelar pada Minggu (26/9) malam. Pada acara itu, mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

Foto Arsip - Jenderal Gatot Nurmantyo saat masih menjabat sebagai Panglima TNI/Antara

Indikasi itu dibuktikan dengan diputarkannya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

Berbagai asumsi muncul. Salah satunya, menuding Gatot sebagai orang yang keji. Tudingan itu senada dengan pernyataan Pangkostrad Dudung Abdurachman yang menyebutkan Gatot telah melontarkan tuduhan keji.

Warganet di jagat Twitter pun membicarakan hal ini. Akun @hipohan menulis sebelum menuduh Gatot keji, Letjen Dudung harus jelaskan atas biaya siapa patung tersebut dibuat.

“Jika ternyata atas biaya negara, semestinya permintaan pembongkaran oleh AY Nasution tidak serta merta disetujui Dudung. Kalau tiba-tiba dibongkar, ya wajar saja orang bertanya-tanya,” tulisnya.

Pendapat serupa disampaikan @koen_syam. Dia meminta agar institusi TNI dipanggil legislatif untuk menjelaskan semuanya. “Gak dipanggil saja untuk klarifikasi dari TNI? Takutnya nanti emas di Monas diminta juga sama penyumbangnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) menyampaikan klarifikasi terkait hilangnya sejumlah patung tokoh negara di Museum Darma Bhakti Kostrad.

Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana menyatakan Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah Peristiwa G30S dari Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.

“Tapi, pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin,” kata Haryantana dalam siaran pers, di Jakarta, Senin (27/9/2021).

Tanggapan Panglima TNI dan Pangkostrad

Dugaan mantan Panglima TNI Jenderal Purn. Gatot Nurmantyo bahwa TNI disusupi PKI direspons Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman.

Hadi menyatakan dugaan Gatot tidak didasarkan bukti ilmiah, hanya didasarkan pada hilangnya patung. Sementara, Dudung menyesalkan Gatot yang merupakan seorang senior  melontarkan tudingan keji tak berdasar.

Hadi menyebutkan tudingan Gatot yang menganggap TNI telah disusupi pendukung PKI tidak benar. Apalagi, tudingan itu hanya didasarkan dari soal keberadaan patung di suatu tempat.

"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat," kata Hadi seperti dilansir Tempo.co, Senin (27/9/2021). 

Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Letjen Dudung Abdurachman (tengah)/ Istimewa

Dudung juga membantah pernyataaan Gatot Nurmantyo yang menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI.

"Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," ujar Dudung lewat keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021).

Menurut Dudung, Gatot Nurmantyo selaku senior di TNI semestinya terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepadanya sebelum menuduh. (Fitri Sartina Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.