Bisnis, JAKARTA— Proyeksi harga komoditas logam mulia yang masih tinggi menjadi katalis positif bagi emiten emas menarik investor saham. Meskipun harga emas sempat menurun, namun nilainya masih di posisi tinggi.
Harga emas sempat turun pada perdagangan Kamis (6/4/2023), meskipun nilainya masih di atas US$2.000 per troy ons. Seiring dengan hal tersebut, pelaku investor diperkirakan akan melirik emiten berbasisi komoditas emas untuk menjadi salah satu instrumen investasi, melihat emas sebagai aset safe haven.
Kondisi itu diamini oleh Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta. Menurutnya secara teknikal harga emas masih memiliki potensi menguat kembali sekalipun The Fed bersikap dovish. Di sisi lain, para pejabat the Fed menghendaki kenaikan suku bunga Belum lagi suku bunga The Fed masih 5 persen, masih di bawah median yang ditetapkan oleh The Fed di 5,1 persen.
“Selain itu, The Fed memperkirakan adanya kondisi global banking turmoil memberikan efek terhadap sentimen peningkatan kemungkinan resesi. Jadi wajar membuat harga emas mengalami uptrend. Karena emas bersifat safe haven. Dengan kemungkinan resesi tinggi, harga emas terus dilirik,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/4/2023).