Bisnis, JAKARTA — Satu dekade lebih merugi seolah tidak membuat PT Smartfren Telecom Tbk. ‘jera’ menjalankan bisnis selulernya dengan strategi banting harga, yang membuat performa ARPU terus melembam.
Untuk bangkit dari keterpurukan, perusahaan telekomunikasi berkode saham FREN membutuhkan lebih dari sekadar suntikan kapital secara terus-menerus dari induk usahanya. Lalu, apa yang akan dilakukan FREN? Akankah manuver mengakuisisi Dana menjadi solusinya?
Mengutip laporan tahunan FREN serentang 2018—2020, rerata pendapatan per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) operator seluler penyedia jaringan berbasis 4G LTE Advanced itu terus melorot dari Rp44.200 pada 2018 menjadi Rp29.600 pada 2020.
(BACA JUGA: Selisik Misi EXCL Setelah Akuisisi LINK)