Bisnis Properti 2022 Bakal Cerah, Bunga KPR Perlu Ditekan Lagi

Bisnis properti diyakini terus tumbuh poisitif hingga tahun depan setelah terjadi perbaikan pada kinerja penjualan kalangan developer sepanjang 2021. Meski demikian, penurunan bunga KPR masih diharapkan demi memacu perputaran roda bisnis properti.

Yanita Petriella & M. Syahran W. Lubis

25 Nov 2021 - 14.07
A-
A+
Bisnis Properti 2022 Bakal Cerah, Bunga KPR Perlu Ditekan Lagi

Ilustrasi perumahan di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat./Istimewa

Bisnis, JAKARTA – Membaiknya sektor properti menjelang akhir tahun ini diprediksi berlanjut hingga tahun depan.

Pengamat bisnis properti dari Epic Property M. Gali Ade Novran mengatakan tren yang baik di sektor properti bisa dilihat dari terus meningkatnya kinerja penjualan developer ataupun penyaluran produk kredit pemilikan rumah (KPR).

Sumber: Indonesia Property Watch

Apalagi, saat ini banyak regulasi dan stimulus yang diberikan pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan sektor properti.

Sektor properti membuktikan keandalannya dengan tetap bertahan di situasi perekonomian seperti apapun. Bahkan, sektor padat modal itu juga selalu bisa meningkat dan melampaui produk domestik bruto (PDB).

Saat PDB nasional terpuruk hingga minus 2,1% akibat pandemi Covid-19, sektor properti tetap menunjukkan peningkatan dengan tumbuh positif 2,3%.

Pada 2020, nilai ekonomi yang disumbang dari sektor properti mencapai Rp324,3 triliun atau 3,02% dari total perekonomian nasional. Nilai tersebut menandakan catatan kontribusi sektor properti yang tertinggi terhadap perekonomian nasional.

Sumber: Indonesia Property Watch

“Paling tidak dalam 10 tahun terakhir ini menjadi catatan kinerja sektor properti yang tertinggi untuk perekonomian nasional. Capaian ini juga merupakan sejarah baru untuk nilai yang bisa dicapai hingga sebesar itu, dan ini sangat membanggakan karena terjadi saat situasi kita menghadapi pandemi Covid-19,” ujarnya.

Menurutnya, sektor properti memang sempat turun, khususnya pada periode awal hingga pertengahan tahun lalu. Namun, hal itu hanya tren sesaat karena kinerja sektor properti kembali bergerak naik, khususnya dari kinerja penjualan segmen rumah tapak tipe kecil, menengah, maupun besar. Tren ini terus berlanjut hingga tahun ini.

Menurutnya, salah satu yang ikut terdorong dari geliat sektor properti, yaitu industri perbankan khususnya untuk kategori pembiayaan perumahan atau KPR.

Produk KPR menjadi unggulan dan andalan bank karena penyalurannya juga terus meningkat, terlebih dengan banyaknya kemudahan, seperti tren suku bunga yang terus turun, uang muka ringan, dan sebagainya.

Pembelian produk properti dengan program KPR bank juga kian fleksibel, sehingga meringankan masyarakat yang mengaksesnya. Ditambah dengan berbagai kemudahan seperti fleksibilitas masa tenor pendek hingga ekstra panjang yang cocok untuk milenial, uang muka ringan yang bisa dicicil, dan sebagainya.

Hal itu, kata Gali, membuat pembelian produk properti yang menggunakan skema KPR mencapai lebih dari 75% pada kuartal kedua tahun ini.

Secara tahunan, penyaluran KPR dari perbankan di kuartal III/2021 juga meningkat hingga 7,24% dibandingkan dengan kuartal II/2021 (quarter-to-quarter/qtq).

“Situasi ini membuat kami optimistis dengan prediksi sektor properti yang terus membaik pada tahun ini akan terus berlanjut pada tahun depan. Hal ini juga bisa dilihat dari rata-rata transaksi penjualan perusahaan pengembang yang terus meningkat, juga penyaluran KPR dari perbankan yang mengalami peningkatan sama,” tutur Gali.

BUNGA KPR DITEKAN LAGI

Meski Gali mengatakan bahwa penyaluran KPR terus meningkat, Realestat Indonesia (REI) berpandangan bahwa bunga KPR sebaiknya ditekan lagi untuk terus mendorong sektor bisnis properti tahun depan.

Paulus Totok Lusida, Ketua Umum DPP REI, mengatakan bunga KPR yang rendah memudahkan masyarakat memanfaatkan fasilitas pembiayaan perbankan untuk membeli hunian di tengah pandemi Covid-19.

“Kalau bunganya tinggi, masyarakat enggan untuk beli rumah. Generasi milenial sebagian besar membeli rumah dengan menggunakan pembiayaan KPR,” ujarnya.

Sumber Pembiayaan Pembelian Residensial

Sumber: Bank Indonesia

Menurutnya, sejumlah insentif pemerintah termasuk pemberian insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) telah berhasil mendorong permintaan KPR yang cukup signifikan hingga kuartal III/2021.

Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dikeluarkan Bank Indonesia pada kuartal III/2021, penyaluran KPR berhasil tumbuh 9,39% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Angka itu lebih besar dari pertumbuhan pada kuartal II/2021 yang sebesar 7,24% yoy. Pertumbuhan penyaluran KPR pun tercatat dalam tren positif sejak kuartal IV/2020 yang tumbuh 3,42%. Penyaluran KPR juga kembali tumbuh menjadi 4,34% pada kuartal I/2021.

Di kuartal III/2021, KPR menjadi sumber pembiayaan utama konsumen pembeli rumah, yakni 75,38%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.