Bitcoin Kembali Ngegas Dekati Rekor

Bitcoin kembali ngegas mendekati rekor sebelumnya US$67.000. Simak penjelasannya.

Mutiara Nabila

8 Nov 2021 - 19.47
A-
A+
Bitcoin Kembali Ngegas Dekati Rekor

Bitcoin kembali ngegas mendekati rekor sebelumnya US$67.000. (Bisnis/Bloomberg)

Bisnis, JAKARTA— Harga Bitcoin kembali ngegas dan mendekati rekor sebelumnya sehingga kapitalisasi pasarnya mengembang, kini menembus US$1,24 triliun.

Dikutip dari Coinmarketcap, Senin (8/11/2021) pukul 19:22 WIB, Bitcoin menyentuh US$65.940,19 atau naik 6,23 persen dalam perdagangan hari ini. Dengan demikian, kapitalisasi pasarnya menyentuh US$1,24 triliun.

Di jajaran 10 aset berkapitalisasi pasar paling jumbo, delapan aset lain juga mencetak pertumbuhan secara harian. Sayangnya, hal itu tak terjadi pada Binance Coin yang menyentuh US$643,57 atau terkoreksi 2,83 persen dan Solana yang mencapai US$243,27 atau terkoreksi 3,83 persen.

Menariknya, kendati terkoreksi, Solana mampu menduduki posisi keempat aset terbesar sedangkan Shiba Inu yang sebelumnya menghuni urutan ke-10, harus terlempar ke urutan 11 akibat sejalan dengan tren koreksi harian 2,33 persen dan sepekan sebesar 20,69 persen.

Dikutip dari Bisnis.com, pasar kripto telah meningkat empat kali lipat dibandingkan dengan nilainya pada akhir 2020 lantaran investor sudah mulai nyaman dengan token yang sudah mapan seperti Ethereum dan Solana, sehingga meningkatkan ketertarikan kedua koin tersebut untuk diberikan fungsi-fungsi lain.

Ketertarikan dari kemungkinan koin untuk desentralisasi keuangan dan non-tangible (tidak dapat ditukarkan) juga meningkat seperti memecoin, Dogecoin, dan Shiba Inu yang beberapa hari terakhir menarik perhatian.

“Reli Bitcoin saat ini didorong oleh debut Bitcoin sebagai ETF di AS dan hasil cuitan polling Elon Musk pada akhir pekan kemarin,” ungkap Ben Caselin, Kepala Riset dan Strategi AAX, dilansir Bloomberg, Senin (8/11/2021).

Sementara itu, Caselin melanjutkan, perhatian pada Shiba Inu dan koin meme lainnya juga meningkat. Bahkan dari Facebook yang melakukan rebranding menjadi Meta turut mendukung pertumbuhan altcoin.

Sentimen lain yang turut berkontribusi terhadap penguatan harga Bitcoin yakni penurunan imbal hasil nyata surat utang. Analis pasar crypto di Bitbank, platform transaksi cryptocurrency, Yuya Hasegawa mengatakan penurunan imbal hasil nyata atau inflasi menjadi penggerak bagi harga Bitcoin berikutnya.

“Imbal hasil nyata tergerus akibat inflasi menjadi penyebab reli Bitcoin belum lama ini,” katanya seperti dikutip dari Coindesk.

Adapun, imbal hasil nyata obligasi pemerintah Amerika Serikat tenor 10 tahun sebesar -1,09 persen pada Jumat (5/11/2021) atau terendah sejak akhir Agustus 2021.

Dia menyebut saat ini Bitcoin dianggap sebagai aset seperti emas karena menjadi sasaran di tengah kekhawatiran inflasi. Seperti diketahui, narasi inflasi mengembang akibat beberapa kabar seperti harga gas di Amerika Serikat, harga energi di Eropa, harga makanan di Amerika Latin, gangguan rantai pasok dan penurunan kinerja pasar tenaga kerja.

Analis senior di OKLink Research, penyedia data transaksi cryptocurrency, Eddie Wang menyebut bahwa pasar crypto diselimuti sentimen bullish sehingga memengaruhi jaringan, kinerja penambangan crypto sejak September.

Mengacu pada data yang dikumpulkan oleh Chainalysis, menunjukkan bahwa akumulasi pembaruan oleh investor kakap setidaknya menggenggam 1.000 Bitcoin.

Kepala Strategi Cryptocurrency Morgan Stanley, Sheena Shah mengatakan bahwa industri bank kemungkinan besar mencoba dan menggarap permintaan penyimpanan aset crypto di tengah pertumbuhan pasar eksponensial.

Dalam laporannya, dia menyebut bahwa fitur koin yang diseidakan seperti penyimpanan aset dan keuangan tersebar (decentralized finance/DeFi). Sementara itu, terdapat peminjaman crypto dengan penawaran bunga 5 persen pada jenis koin tertentu yang memicu respons regulator dan pemerintah.

Dia menilai stimulus dari pemerintah dan bank sentral berujung pada aset berisiko yang mampu menyentuh kinerja terbaiknya, begitu pula cryptocurrency. Menurutnya, cryptocurrency memanfaatkan momen dari pertumbuhan di pasar.

“Investor institusi berkontribusi terhadap momen pembentukan kenaikan harga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.