Bisnis, JAKARTA — Penguatan terjadi dalam pasar Kripto selama 24 terakhir, mengakibatkan Bitcoin, Ethereum dan Binance turut terkerek. Bahkan, harga Bitcoin naik di atas 3%.
Mengutip the Block, halving Bitcoin yang keempat diperkirakan akan terjadi pada Jumat (19/4/2024) malam atau Sabtu (20/4/2024) dengan subsidi blok turun dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC.
Perkiraan ini didasarkan pada waktu pembuatan blok rata-rata Bitcoin yakni selama 10 menit, sehingga waktu potensial halving tepat setelah tengah malam ini sesuai waktu koordinat universal (UTC) atau pada 20 April, untuk mencapai ketinggian separuh blok di 840,000, jika dilihat dari keadaan saat ini.
Halving Bitcoin adalah kondisi di saat imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok atau biasanya terjadi 4 tahun sekali.
Ketika halving terjadi, penambang menerima bitcoin 50% lebih sedikit sebagai imbalan subsidi untuk setiap blok transaksi yang mereka tambang dan tambahkan ke blockchain. Namun, mereka terus mendapatkan imbalan biaya transaksi tambahan untuk setiap blok yang ditambang seperti biasa.
Ada tiga peristiwa halving dalam sejarah Bitcoin, yakni pada 2012 terjadi pengurangan inflasi subsidi blok dari 50 BTC menjadi 25 BTC, kemudian pada 2016 menjadi 12,5 BTC, dan pada halving terakhir pada tanggal 11 Mei 2020 menjadi 6,25 BTC.
Halving terbaru Bitcoin akan menghasilkan subsidi imbalan untuk penambang turun dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok.
Selain itu, kedepannya hanya akan ada 21 juta Bitcoin yang ada di dunia. Ini disebabkan oleh karakteristik dasar protokol bitcoin yang mengatur jumlah maksimum bitcoin yang akan diproduksi.
Baca juga:
Perbedaan Mata Uang Kripto dan Konvensional, Alasan Bitcoin Jadi Berharga
Ada Euforia Halving Bitcoin Tapi Transaksi Kripto Dalam Negeri Justru Masih Sepi
PROSPEK BITCOIN
CEO Binance Richard Teng mengatakan bahwa halving Bitcoin pada tahun ini terjadi di tengah keadaan positif pasar dan mata uang Kripto.
“Halving tahun ini unik karena terjadi di tengah serangkaian peristiwa penting lainnya dalam Bitcoin dan ekosistem kripto yang lebih luas,” kata Teng sperti dikutip dari the Block, Jumat (20/4/2024).
Teng menambahkan, selain terobosan ETF yang telah mendorong minat dan partisipasi institusional, tren besar lainnya dalam Kripto saat ini adalah ledakan aktivitas layer 2 dan DeFi di jaringan Bitcoin. Hal ini dipicu oleh popularitas protokol Ordinals dan prasasti Bitcoin.
Teng mencatat bahwa harga Bitcoin secara historis cenderung meningkat selama 6 bulan setelah setiap peristiwa halving.
Menurut Teng, berkurangnya pasokan koin baru ini, mungkin menjadi penyebab reaksi pasar terhadap setiap peristiwa ke depan.
Namun, ia mencatat bahwa ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut bergantung pada berbagai faktor, termasuk sentimen pasar secara keseluruhan dan tingkat adopsi.
Dia menambahkan bahwa persetujuan ETF Bitcoin telah meningkatkan permintaan Bitcoin dan meningkatkan jangkauannya.
Teng menegaskan, meskipun poin-poin di atas menunjukkan prospek optimistis untuk BTC dan pasar Kripto secara umum, penting bagi investor, terutama pendatang baru di dunia Kripto, untuk mengelola ekspektasi mereka.
“Pergeseran harga setelah halving tidak dapat dibenarkan, dan kepentingan fundamentalnya akan terwujud dalam tren jangka panjang dalam hal nilai, likuiditas, adopsi, dan kedudukan serta penerimaan kripto sebagai kelas aset,” pungkas Teng. (Muhammad Fauzan)