Bitcoin Turun 10% dari All Time High, Ada Apa?

Harga bitcoin mulai meninggalkan level all time high (ATH), mungkinkah ini jadi pertanda fase bullish bearkhir atau hanya sementara?

Redaksi

22 Mar 2024 - 16.19
A-
A+
Bitcoin Turun 10% dari All Time High, Ada Apa?

Aset kripto./Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Harga Bitcoin melemah lebih dari 10% dari level tertinggi sepanjang masa, seiring dengan berkurangnya minat terhadap ETF Bitcoin spot. Para strategi dari JPMorgan Chase & Co. memperingatkan bahwa penurunan ini masih memiliki potensi untuk terus berlanjut.

Adapun, berdasarkan data dari CoinMarketCap pada Jumat (22/3/2024) Bitcoin kini mencatatkan harga sebesar US$65.887,49 pada pukul 07.23 WIB, melemah 3% dalam 24 jam terakhir..

Mengutip Bloomberg, kelompok 10 ETF Bitcoin mencatat aliran keluar terbesar dalam tiga hari terakhir sejak produk-produk tersebut diluncurkan pada 11 Januari 2024. Sementara itu, Bitcoin siap mengalami salah satu pekan terburuknya pada 2024, setelah mengalami penurunan 4%.

Ahli strategi JPMorgan, mengatakan bahwa Bitcoin masih terlihat overbought. Ia memperbarui seruan pada Februari 2024, untuk penurunan lebih lanjut menjelang peristiwa halving yang sangat dinantikan pada April 2024. 

Sementara itu, analis JPMorgan yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou dalam catatannya pada Kamis (21/3) mengatakan bahwa minat terbuka yang berkelanjutan pada CME Bitcoin berjangka  bersama dengan penurunan aliran ETF adalah sinyal bearish yang signifikan untuk mata uang kripto terbesar di dunia tersebut.

Laju arus masuk modal bersih ke ETF Bitcoin spot telah melambat secara signifikan, dengan minggu lalu terjadi arus keluar yang besar. Hal ini menantang anggapan bahwa gambaran aliran ETF Bitcoin akan dicirikan sebagai arus masuk bersih satu arah yang berkelanjutan. 

“Saat kita mendekati peristiwa halving, aksi ambil untung kemungkinan besar akan terus berlanjut, terutama dengan latar belakang positioning yang masih terlihat overbought meskipun terjadi koreksi pada minggu lalu,” terang Panigirtzoglou. 

Bulan lalu, bank memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan turun mendekati US$42.000 setelah April 2024, lantaran euforia yang dipicu oleh pengurangan separuh Bitcoin dinilai telah mereda.

Kepala investasi di Zaye Capital Markets, Naeem Aslam, berpendapat walau Bitcoin mencatat rekor hampir US$73.798 pada tanggal 14 Maret 2024, semangat di kalangan pedagang ritel mungkin mulai mereda.

Fakta bahwa reli yang tidak benar-benar melonjak dari titik tertinggi sepanjang masa telah membuat banyak orang mempertanyakan kekuatan reli tersebut. 

“Halving hampir tiba dan jika peristiwa ini gagal menjaga momentum, maka itu berarti kita akan menghadapi retracement yang serius, yang berarti harga bisa turun di bawah US$50,000,” jelasnya.

Baca Juga : Negara Investor Kripto Paling Cuan pada 2023 

Transaksi Lokal

Halving Bitcoin yang diperkirakan terjadi pada pertengahan April 2024 berpeluang dapat meningkatkan nilai aset kripto. Sejalan dengan hal itu, investor perlu memiliki strategi jitu dalam memilih broker atau platform perdagangan kripto jelang halving Bitcoin.

Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita melaporkan nilai transaksi perdagangan fisik aset kripto pada Februari 2024 tercatat Rp33,69 triliun atau naik 56,22% secara month-to-month (MtM) dari bulan sebelumnya. 

Sementara itu, jumlah investor per Februari 2024 sebanyak 19,18 juta investor. Menurutnya, dengan adanya halving Bitcoin dapat mendorong transaksi dan jumlah investor.

"Tahun 2024 juga menjadi penting karena diperkirakan harga mayoritas aset kripto akan naik seiring adanya fenomena halving Bitcoin yang mendorong transaksi lebih menggeliat," ujar Olvy dalam keterangan resmi dikutip Jumat (22/3/2024).

Baca Juga : Pintu Bikin Dompet Web3 Pertama di Indonesia 

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini terdapat 35 perusahaan Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) terdaftar di Bappebti dan sebagian besar sedang dalam proses menjadi Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK). 

Jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan berdasarkan nilai transaksi pada perdagangan fisik aset kripto selama Februari 2024 yaitu Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Render Token (RNDR). 

Menilik nilai aset kripto, berdasarkan data Coinmarketcap pada Jumat (22/3/2024) pukul 14.07 WIB, koin kripto dengan kapitalisasi paling jumbo, Bitcoin menyentuh level di kisaran US$66.394 per koin. Bitcoin terkoreksi 2,96% dalam perdagangan sepekan menjelang halving.  

Sementara itu, aset kripto lainnya yaitu Ethereum (ETH) tercatat turun 0,63% dalam perdagangan sepekan ke level US$3.527 per koin. Adapun untuk stable coin USDC dan USDT masih di kisaran level US$1 per koin.(Jessica Gabriela Soehandoko, Rizqi Rajendra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rinaldi Azka
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.