Bisnis, JAKARTA — Meningkatnya harga minyak dan gas bumi akibat situasi geopolitik Rusia-Ukraina semestinya menjadi peluang emas bagi industri hulu migas di Tanah Air untuk meningkatkan kinerjanya.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, peningkatan produksi dan produksi siap jual (lifting) migas dapat mendongkrak pendapatan negara.
Sayangnya, torehan investasi kegiatan hulu migas nasional hingga Semester I/2022 baru mencapai US$4,8 miliar atau setara Rp71,93 triliun, dengan kurs Rp14.986 per dolar AS. Capaian itu relatif kecil di tengah momentum harga minyak mentah dunia yang masih tertahan tinggi hingga pertengahan tahun ini.
Baca juga: Menepis Tantangan Migas untuk Mewujudkan Ketahanan Energi