Bisnis, JAKARTA — Aksi boikot terhadap sejumlah produk sebagai imbas dari ketegangan antara Israel dan kelompok Hamas di Palestina berbuntut panjang. Penurunan penjualan yang dirasakan oleh pelaku ritel bisa berujung pada pemutusan hubungan kerja.
Seruan untuk memboikot produk yang dinilai mendukung aksi Israel menginvasi Palestina telah memberikan dampak negatif terhadap penjualan ritel. Pelaku ritel mengaku telah mengalami penurunan penjualan hingga 4% sejak ajakan tersebut disampaikan secara luas.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Nicholas Mandey mengatakan bahwa aksi boikot terhadap produk tertentu bisa berdampak buruk terhadap kinerja ritel di dalam negeri. Dia pun mengkhawatirkan penurunan penjualan yang telah terjadi di sejumlah daerah akibat aksi tersebut.
Alasannya, sebagian besar produk yang diboikot adalah fast moving consumer goods (FMCG) yang menyumbang 80% penjualan ritel. Segmen tersebut juga berkontribusi hingga 20% terhadap pendapatan sejumlah ritel di dalam negeri.