Buya Anwar Abbas Anggap Presiden Jokowi Sudah Kebal Dikritik

Anwar Abbas melontarkan kritikan tajam kepada pemerintah. Presiden Jokowi pun menanggapi kritikan itu dengan menyebutkan apa yang menjadi perhatian dirinya selama ini.

Aprianus Doni Tolok & Fitri Sartina Dewi

10 Des 2021 - 21.50
A-
A+
Buya Anwar Abbas Anggap Presiden Jokowi Sudah Kebal Dikritik

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas./nu.or.id

Bisnis, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas sedang menjadi sorotan media. Pria yang akrab disapa Buya itu melontarkan kritikan tajam kepada pemerintah. Presiden Jokowi pun menanggapi kritikan itu dengan menyebutkan apa yang menjadi perhatian dirinya selama ini.

Anwar Abbas melontarkan kritikan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Kongres Ekonomi Umat Islam ke-2 MUI.

Anwar Abbas meyakini Presiden Jokowi dan kabinetnya sangat terbuka terhadap kritikan yang ditujukan kepada mereka.

"Tadi saya diingatkan Pak Jokowi, 'Pak Anwar Abbas, ngomong-nya jangan keras-keras, Pak'. Apalagi tadi ketika bertemu dengan Menteri Agama, ya berapa teman langsung mengambil momen gitu kan. Saya rasa Pak Presiden sama Pak Menteri Agama adalah orang yang sudah kebal [bisa menerima kritik] ya," kata Anwar dikutip dari YouTube MUI TV, Jumat (10/21/2021).

Dalam acara Kongres Ekonomi Umat ke-2 MUI, pertama-tama, Anwar melontarkan kritik ke Jokowi soal pertanahan. Anwar menyebut ada ketimpangan terkait penguasaan lahan di Indonesia. “Satu persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang 99 persen hanya menguasai 41 persen,” kata Anwar.

Dia menyebut pelaku usaha besar yang memanfaatkan lahan besar tersebut hanya 0,01 persen dengan jumlah pelaku usaha 5.550 yakni yang memiliki total aset di atas Rp10 miliar.

Sementara itu, jumlah pengusaha ultra mikro hingga menengah jauh lebih banyak tetapi kesulitan mengakses lahan. Anwar berharap pemerintah bisa mengambil upaya lebih serius untuk mendukung pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Semoga pemerintah memberikan perhatian lebih kepada usaha mikro dan ultramikro ini supaya bisa naik kelas,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anwar Abbas kemudian melanjutkan pidatonya mengenai negara maju. Dia menginginkan Indonesia menjadi negara maju tetapi dengan keutamaan karakter dan keadilan sebagi jati diri bangsa.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus mengedepankan kebersamaan, akhlak, dan moral serta menjunjung budaya luhur dalam maju bersama sebagai bangsa san negara.

"Kita mengharapkan negeri kita ini tidak hanya maju seperti yang kita lihat di Barat dan di Amerika hari ini. Kita tidak ingin negeri kita hanya sekadar maju, tapi juga berkeadilan,” ungkapnya.

Tanggapan Presiden Jokowi

Atas kritikan yang dilontarkan Anwar Abbas, Presiden Jokowi pun langsung menanggapinya. Bahkan, untuk menjawab Anwas Abbas, Presiden Jokowi sampai memilih untuk tak membacakan bahan sambutan yang sudah dipersiapkan.

“Yang pertama, yang berkaitan dengan lahan, dengan tanah, penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan oleh Buya betul, tapi bukan saya yang membagi. Ya harus saya jawab, harus saya jawab, dan kita sekarang ini dalam proses mendistribusi reforma agraria yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare, dari target 12 juta yang ingin kita bagi,” kata Jokowi.

Jokowi juga berjanji akan segera mencabut surat HGU (Hak Guna Usaha) dan HGB (Hak Guna Bangunan) lahan yang ditelantarkan.

“Mungkin Insya Allah bulan ini sudah saya mulai atau mungkin bulan depan akan saya mulai, untuk saya cabut satu-persatu yang ditelantarkan karena banyak sekali. Konsesinya diberikan sudah lebih 20 tahun, lebih 30 tahun, tapi tidak diapa-apakan, sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lain-lain,” imbuhnya.

Jokowi juga menyampaikan mengenai tawarannya kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait penggunaan lahan. Kepala Negara berjanji akan mencarikan lahan jika memang dibutuhkan untuk keperluan tertentu.

“Kalau Bapak-Ibu sekalian ada yang memerlukan lahan dengan jumlah yang sangat besar, silakan sampaikan kepada saya. Akan saya carikan, akan saya siapkan. Berapa? Sepuluh ribu hektare, bukan meter persegi, hektare. Lima puluh ribu hektare? Tapi dengan sebuah hitung-hitungan proposal juga yang feasible, artinya ada feasibility study yang jelas. Akan digunakan apa barang itu, lahan itu?,” katanya.

"Kalau Bapak-Ibu sekalian ada yang memiliki, silakan datang ke saya diantar oleh Buya Anwar Abbas. Ya saya juga, dipikir saya enggak kepikiran? Gini ratio waktu saya masuk 0,41 (persen) lebih. Kepikiran, Bapak-Ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran, jangan dipikir saya enggak kepikiran. Kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah, saya merasakan betul, dan enak menjadi orang yang tidak susah, memang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.