Bisnis, JAKARTA - Sebuah laporan mengungkapkan dunia membutuhkan investasi senilai US$100 triliun untuk mencapai dekarbonisasi dan pemangkasan emisi sampai 2050. Adapun China sebagai penghasil polutan terbesar harus menyediakan seperempatnya.
Laporan yang dipublikasikan oleh BNY Mellon Investment Management dan Fathom Consulting pada Selasa (25/11/2022), mengungkapkan angka itu sama dengan 15 persen dari total investasi global selama 30 tahun ke depan atau 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia.
Kepala Ekonom BNY Mellon Investment Management Shamik Dhar dan Kepala Ekonom Iklim Fathom Consulting Brian Davidson mengatakan China perlu merogoh kantong hingga US$23,8 triliun untuk investasi hijau, mengingat besarnya skala ekonominya yang besar dan kecepatan pertumbuhan dibandingkan dengan negara lainnya.
"Sektor yang bertanggung jawab atas banyaknya emisi karbon global dan yang paling terekspos pada dampak transisi energi adalah mereka yang paling perlu mengeluarkan investasi terbanyak," kata Davidson seperti dikutip South China Morning Post (SCMP).