China Lontarkan Isu Reunifikasi, Taiwan Akan Direbut Paksa?

China menegaskan kembali klaimnya atas Taiwan. Disebutkan bahwa Taiwan adalah bagian dari China sejak dulu. Beijing melalui "buku putih" tersebut menegaskan kampanye Partai Komunis China (CPC) tentang komitmen mereka melakukan reunifikasi nasional, dan menekankan posisi dan kebijakan satu-China.

Saeno

10 Agt 2022 - 19.48
A-
A+
China Lontarkan Isu Reunifikasi, Taiwan Akan Direbut Paksa?

Ilustrasi - Bendera China dan Taiwan. Beijing menerbitkan buku putih tentang reunifikasi China-Taiwan./Antara-Reuters-Dado Ruvic

Bisnis, JAKARTA - Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara dan Kantor Informasi Dewan Negara Republik Rakyat China menerbitkan "buku putih" berjudul "Pertanyaan Taiwan dan Reunifikasi China di Era Baru" pada Rabu (10/8/2022). China menegaskan kembali klaimnya atas Taiwan. Disebutkan bahwa Taiwan adalah bagian dari China sejak zaman kuno.

Beijing melalui "buku putih" tersebut menegaskan kampanye Partai Komunis China (CPC) tentang komitmen mereka melakukan reunifikasi nasional, dan menekankan posisi dan kebijakan satu-satunya partai di Negeri Tirai Bambu tersebut.

“Taiwan telah menjadi milik China sejak zaman kuno. Pernyataan ini memiliki dasar yang kuat dalam sejarah dan yurisprudensi,” demikian tertulis di Buku Putih tersebut seperti dilaporkan Xinhua di situs webnya, Rabu (10/8/2022).

Xinhua menyebutkan Resolusi Majelis Umum PBB 2758 adalah dokumen politik yang merangkum prinsip satu China.

Buku Putih tersebut menegaskan bahwa prinsip satu China mewakili konsensus universal komunitas internasional, konsisten dengan norma-norma dasar hubungan internasional.

"Kami adalah satu China, dan Taiwan adalah bagian dari China. Ini adalah fakta tak terbantahkan yang didukung oleh sejarah dan hukum. Taiwan tidak pernah menjadi negara, statusnya sebagai bagian dari China tidak dapat diubah," kata Buku Putih tersebut.

Buku putih tersebut tersusun atas V bab plus pembukaan dan penutup. Adapun bab pertama berisi penegasan bahwa Taiwan merupakan bagian dari China. Bab II menegaskan upaya Partai Komunis China mewujudkan reunifikasi menyeluruh Tiongkok. Bab III membahas soal proses reunifikasi China yang tidak bisa dibatalkan. Bab IV menyoal reunifikasi nasional di era global. Bab V berisi janji prospek cerah dari reunifikasi yang berlangsung secara damai.

Separatisme 

China bersumpah tidak akan menoleransi "kegiatan separatis" di Taiwan. Beijing melalui Buku Putih itu kembali menegaskan akan mengambil pulau yang diperintah Taiwan dengan paksa jika perlu. 

China menggiatkan latihan militer di perbatasan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi  ke Taiwan dinilai sebagai provokasi AS. 

Pelosi menjadi pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Taiwan dalam beberapa dasawarsa. Sementara itu, selama ini China berupaya mengisolasi Taipei dari panggung dunia. 

Kantor Urusan Taiwan di China melalui “buku putih” menguraikan rencana mereka mengklaim pulau itu melalui berbagai insentif ekonomi dan tekanan militer. 

"Kami siap untuk menciptakan ruang yang luas untuk reunifikasi damai, tetapi kami tidak akan meninggalkan ruang untuk kegiatan separatis dalam bentuk apa pun," tulis buku putih tersebut.

Xinhua menurunkan secara lengkap isi buku putih tersebut dalam teks Bahasa Inggris.

China "tidak akan meninggalkan penggunaan kekuatan militer dan kami memiliki opsi untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan", demikian dikutip dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (10/8/2022).

Beijing menegaskan yang siap bersikap keras jika merasa ada tindakan drastis dan provokatif.

"Kami akan terpaksa mengambil tindakan drastis untuk menanggapi provokasi elemen separatis atau kekuatan eksternal jika mereka melewati garis merah kami," ujar paparan di buku putih tersebut.

Dokumen itu dirilis pada hari yang sama ketika seorang politisi oposisi Taiwan terbang ke China untuk bertemu dengan pengusaha Taiwan. Tindakan tersebut memicu kecaman Taipei yang meminta tokoh oposisi Taiwan tersebut membatalkan perjalanannya.

Andrew Hsia, Wakil Ketua Partai Kuomintang yang bersahabat dengan Beijing, melakukan perjalanan ke Tiongkok dalam kapasitas tidak resmi dan tidak mengunjungi Ibu Kota China. 

Partai pimpinan Presiden Tsai Ing-wen mengkritik langkah Andrew Hsia yang melakukan perjalanan melintasi Selat Taiwan saat latihan militer China berlanjut di sekitar pulau itu. 

"Tidak hanya waktu yang salah dan sikap yang membingungkan, langkah itu juga mengecewakan militer yang bekerja keras untuk membela negara," ujar pernyataan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan melalui media sosial. 

Sejak akhir 1990-an, Taiwan telah berubah dari otokrasi menjadi demokrasi yang dinamis. Identitas Taiwan yang berbeda mewarnai hubungannya dengan China yang memburuk secara signifikan sejak Tsai Ing-wen menjadi presiden pada 2016.
 
Dampak Konflik China-Taiwan ke Indonesia

Konflik China vs Taiwan yang didukung Amerika Serikat dikhawatirkan akan mengganggu aliran investasi ke Indonesia. Ketegangan antara China vs Taiwan dan Amerika Serikat meningkat setelah kunjungan Pelosi ke Taiwan.

Nilai investasi China di Indonesia pada 2021 menurut data di NSWI BKPM mencapai US$ 3.160.380,1 ribu, sedangkan Taiwan   tercatat sebesar US$4,5 miliar, sedangkan Taiwan US$ 316.854, 7 ribu.

Sementara itu, jika dilihat data triwulan 1 hingga triwulan II tahun 2022, nilai investasi China US$ 3.625.603.4 ribu, sedangkan Taiwan US$113.677,8 ribu.

China merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Di sisi lain, Taiwan juga salah satu investor penting, di antaranya melalui rencana penanaman modal Foxconn di Indonesia. Bukan mustahil, pengusaha Taiwan juga akan merelokasi investasinya  seperti pernah dilakukan pada 2020.

Taiwan sudah sering terlibat dalam percekcokan dengan China. Namun, kehadiran Amerika Serikat mendukung negeri di kawasan Formosa itu menambah pelik persoalan. Taiwan tampak hanya menjadi perantara (proxy) dari konflik yang lebih besar, yakni antara China dan Amerika Serikat.

AS dan China adalah negara yang masuk dalam kelompok 10 besar asal investasi yang masuk ke Indonesia. 

Indonesia saat ini terus memonitor dan mengkaji dampak konflik di wilayah Formosa tersebut.


(John Andhi Oktaveri/Saeno)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.