Cuan Banyak, Perusahaan Jepang di Indonesia Siap Ekspansi

Perusahaan Jepang di Indonesia memandang beberapa faktor sebagai keuntungan berbisnis di Indonesia, mulai ukuran pasar serta potensi pertumbuhan, biaya upah rendah, kemudahan rekrutmen staf lokal, hingga stabilitas politik dan sosial

Fatkhul Maskur

19 Mar 2024 - 19.19
A-
A+
Cuan Banyak, Perusahaan Jepang di Indonesia Siap Ekspansi

Toyota Innova Zenix Hybrid meluncur dari lini produksi Karawang, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).

Bisnis, JAKARTA—Mayoritas perusahaan terafiliasi dengan Jepang di Indonesia menikmati status profitabel, dan separuh di antaranya berencana ekspansi.

Hal tersebut merupakan hasil Survei Kondisi Bisnis Perusahaan-Perusahaan Jepang 2023 yang dilakukan oleh Japan External Trade Organization (Jetro).

President Director Jetro Jakarta Takahashi Masakazu menyampaikan, Survei Kondisi Bisnis Perusahaan-Perusahaan Jepang bertujuan untuk memahami aktivitas bisnis terkini dari perusahaan terafiliasi dengan Jepang yang beroperasi di Asia dan Oceania.

"Terdapat beberapa aktivitas yang dijalankan oleh JETRO untuk mendukung bisnis perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia," katanya seperti dilansir siaran pers Kemenperin, Senin (18/3/2024).

Berdasarkan survei Jetro tersebut, sekitar 71,4% perusahaan terafiliasi dengan Jepang di Indonesia diharapkan profitable dalam hal pendapatan operasional pada 2023. Ini merupakan persentase profitable tertinggi dari perusahaan-perusahaan Jepang di tingkat Asean.

Bahkan, sebanyak 42,1% perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia menjawab bahwa perkiraan laba operasional pada 2023 meningkat dibandingkan dengan survei 2022.

Selanjutnya, dengan kondisi bisnis Indonesia yang positif, sekitar separuh perusahaan Jepang di Indonesia menyatakan keinginan untuk berekspansi bisnis dalam 1-2 tahun mendatang.

Hasil survei tersebut menunjukkan, persentase ekspansi bisnis terus meningkat setelah era Covid-19, berbeda dengan kondisi di China yang terus menurun ekspansinya pada periode yang sama.

Berdasarkan hasil survei Jetro, sekitar 49,5% perusahaan Jepang di Indonesia merespons survei dengan menyatakan akan melakukan ekspansi. Persentase tersebut meningkat 1,7 poin dari survei 2022.

Ekspansi kebutuhan pasar domestik merupakan alasan utama perusahaan melakukan ekspansi bisnis. Jetro menyampaikan, ekspektasi atas ekspansi kebutuhan pasar domestik di Indonesia lebih tinggi daripada Asean secara keseluruhan.

Perusahaan Jepang di Indonesia memandang beberapa faktor sebagai keuntungan berbisnis di Indonesia, seperti ukuran pasar serta potensi pertumbuhan, biaya upah rendah, kemudahan rekrutmen staf lokal, kluster industri lokal yang dibentuk oleh perusahaan klien, serta stabilitas politik dan sosial.

Baca juga:

Angin Segar dari Prinsipal Mobil Jepang

Dua Perusahaan Jepang Jajaki Kerja Sama Bioteknologi

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan bahwa profitabilitas dan rencana ekspansi perusahaan Jepang di Indonesia terdorong oleh permintaan pasar yang menguat.

“Hal ini didorong oleh banyak perusahaan yang menyatakan adanya peningkatan demand dari pasar domestik,” katanya di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Sebelumnya, Febri mendampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerima pemaparan Survei Kondisi Bisnis Perusahaan-Perusahaan Jepang 2023 dari President Director Jetro Jakarta Takahashi Masakazu.

“Sebagai tambahan, hanya sekitar 4,2% perusahaan responden yang menyatakan akan melakukan pengurangan kapasitas maupun relokasi ke negara lain,” imbuh Febri.

Berdasarkan hasil survei, memang terdapat beberapa hal yang masih dianggap sebagai faktor risiko, seperti meningkatnya biaya tenaga kerja, dan manajemen kebijakan pemerintah daerah yang kurang jelas.

Selain itu, prosedur perpajakan yang menghabiskan waktu, sistem operasi hukum yang belum berkembang dan kurang jelas, serta prosedur administratif yang juga memakan waktu.

EKONOMI TANGGUH

Namun, menurut Febri, optimisme perusahaan yang beroperasi di Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi nasional saat ini masih cukup tangguh. Penguatan ekonomi sejalan dengan kinerja positif dari industri manufaktur yang menjadi kontributor paling besar terhadap PDB nasional.

“Kondisi inipun dirasakan oleh para pelaku industri yang beraktivitas di Indonesia,” jelasnya.

Transformasi menuju Industri 4.0 juga tak luput dari fokus perusahaan Jepang di Indonesia. Sekitar 30% perusahaan menyatakan telah mengimplementasikan automasi di lini produksi, dan 70% dari perusahaan yang disurvei tertarik untuk melakukannya.

Sementara itu, 80% perusahaan menyatakan teknologi dan lini produksi yang maju dan peningkatan upah pekerja menjadi latar belakang melakukan otomasi di Indonesia.

Sementara itu, lebih dari 70% perusahaan menyatakan telah mengimplementasikan atau mempertimbangkan inisiatif dekarbonisasi.

Sebanyak 44,3% perusahaan menyatakan telah melakukan upaya dekarbonisasi, seperti pengurangan emisi Gas Rumah Kaca. Jumlah ini meningkat 8,6% dari survei tahun sebelumnya.

"Kemenperin terus mendukung perusahaan manufaktur untuk mengembangkan bisnisnya dengan mengusahakan kebijakan-kebijakan yang strategis,” kata Febri.(Nanda Silvia Okti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.