Dari Produksi Hingga Serapan Membayangi Smelter Nikel

Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar terkait dengan smelter nikel. Minimnya jumlah industri antara di dalam negeri membuat serapan produk mineral hasil olahan smelter masih rendah, selain bahan baku yang berpotensi turun karena minimnya persetujuan RKAB oleh pemerintah.

Ibeth Nurbaiti

9 Feb 2022 - 23.00
A-
A+
Dari Produksi Hingga Serapan Membayangi Smelter Nikel

Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk., di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018). JIBI/Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis, JAKARTA — Upaya pemerintah mengebut penghiliran mineral untuk memberikan manfaat yang lebih banyak kepada negara, sudah sepatutnya mendapatkan dukungan penuh dari pihak terkait. Apalagi, serapan tenaga kerja juga makin besar dengan keberadaan industri hilir selain menambah pundi-pundi pendapatan negara dalam bentuk pajak.

Namun demikian, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar. Minimnya jumlah industri antara di dalam negeri membuat serapan produk mineral hasil olahan smelter masih rendah. 

Di sisi lain, terkait dengan bahan baku industri smelter terutama untuk nikel, juga menjadi persoalan lain yang membayangi kelangsungan industri pemurnian dan pengolahan tersebut.

Seperti yang diungkapkan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI). Peningkatan produksi bijih nikel berpotensi terganggu pada tahun ini, mengingat masih minimnya perusahaan tambang nikel yang mendapatkan persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2022 dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan Login Di Sini

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.