Bisnis, JAKARTA — Upaya pemerintah mengebut penghiliran mineral untuk memberikan manfaat yang lebih banyak kepada negara, sudah sepatutnya mendapatkan dukungan penuh dari pihak terkait. Apalagi, serapan tenaga kerja juga makin besar dengan keberadaan industri hilir selain menambah pundi-pundi pendapatan negara dalam bentuk pajak.
Namun demikian, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar. Minimnya jumlah industri antara di dalam negeri membuat serapan produk mineral hasil olahan smelter masih rendah.
Di sisi lain, terkait dengan bahan baku industri smelter terutama untuk nikel, juga menjadi persoalan lain yang membayangi kelangsungan industri pemurnian dan pengolahan tersebut.
Seperti yang diungkapkan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI). Peningkatan produksi bijih nikel berpotensi terganggu pada tahun ini, mengingat masih minimnya perusahaan tambang nikel yang mendapatkan persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2022 dari pemerintah.