Data Ekonomi RI Membaik, Rupiah Diproyeksi Rebound Pekan Depan

Rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini dengan posisi melemah meskipun dolar AS tengah lesu akibat rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed.

Mutiara Nabila

14 Jan 2022 - 15.58
A-
A+
Data Ekonomi RI Membaik, Rupiah Diproyeksi Rebound Pekan Depan

Tumpukan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis - Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih tak berdaya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (14/1/2022). Meski begitu, mata uang Garuda itu diproyeksi bakal menguat pada awal pekan depan. 

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip dari Bisnis.com, Jumat (14/1/2022), rupiah terkoreksi 1,5 poin atau 0,01 persen ke Rp14.296. Pada awal perdagangan, rupiah sempat menyentuh level Rp14.309. 

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,09 persen ke level 94,7. Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai indeks dolar AS tengah menuju penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari satu tahun di akhir pekan ini. Itu karena investor memangkas posisi beli akibat rencana The Fed menaikan suku bunga. 

Terlebih lagi, The Fed memiliki pejabat baru yaitu Lael Brainard  yang diangkat pada Kamis (13/1/2022) waktu setempat. Pengangkatan Brainard menjadi sinyal bahwa The Fed bersiap-siap untuk mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022. 

Melemahnya dolar AS itu bisa menjadi peluang bagi rupiah untuk berbalik menguat. Terlebih lagi data ekonomi Indonesia menunjukkan perbaikan yang signifikan. 

Ibrahim mengatakan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh Bank Indonesia (BI) memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat pada kuartal I/2022, yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,39 persen, meningkat dari 7,1 persen dari kuartal sebelumnya. 

Peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Hal tersebut sejalan dengan periode panen raya tanaman bahan makanan, serta sektor industri pengolahan seiring dengan perkiraan meningkatnya permintaan. 

SKDU juga mengindikasikan kegiatan dunia usaha pada kuartal IV/2021 tumbuh positif, hal ini tercermin dari nilai SBT sebesar 7,1 persen, sedikit lebih rendah dari SBT sebesar 7,58 persen pada kuartal III/2021, namun meningkat dibandingkan dengan SBT sebesar minus 3,9 persen pada periode yang sama 2020. 

Selain itu, peningkatan kinerja usaha terindikasi pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan pengangkutan, serta komunikasi, yang didorong oleh meningkatnya permintaan seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah, serta perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun. 

Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai kuartal IV/2021 tercatat sebesar 72,6 persen, sedikit lebih rendah dari 73,3 persen pada kuartal sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan dengan 71,96 persen pada kuartal IV/2020. Penggunaan tenaga kerja juga diindikasikan membaik meski masih dalam fase kontraksi. 

Sementara itu kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya, baik dari aspek likuiditas maupun rentabilitas, didukung oleh akses pembiayaan yang lebih mudah. 

Dengan sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah pada Senin (17/1/2022) dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.270 - Rp14.330 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.